Bismillahirohmanirohiim.
Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Alhamdulillah Alloh memberikan saya kesempatan untuk menulis lagi di blog saya ini.
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi kisah yang tempo hari lalu diceritakan kepada saya, tentang rezeki.
Saya tergelitik untuk menulisnya, karena dalam kisah ini ada salah satu ilmu yang mudah diucapkan tapi juga tidak semua orang mudah melaksanakan, yakni tentang kerelaan.
Alkisah, beliau menceritakan kepada saya tentang ibunda beliau, yang pada saat itu berdagang. Beliau berdagang dengan hati. Beliau selalu menyajikan makanan yang beliau perjualbelikan dengan kualitas prima. Dikisahkan oleh beliau pencerita bahwa sang ibunda yang berjualan sate, selalu mengiris daging dengan teliti, bahkan dikisahkan sate yang beliau jual benar benar daging tanpa lemak didalamnya, adapun lemak mungkin sangat sedikit sekali. Beliau ceritakan sang ibunda benar benar memperhatikan dengan teliti.
Lalu juga sang ibunda mengajarkan anaknya dalam berdagang dengan jujur, karena pada beliau tidak pernah menarik harga dari sate lemak yang dibeli pelanggannya, apabila sang pelanggan menginginkan sate yang benar benar isinya cuma lemak saja, atau biasa kita sebut sate kere. Beliau tidak menarik harga, bahkan cuma menarik ongkos nasi saja.
Lalu terakhir cerita yang bagi saya berkesan adalah cerita tentang sang ibu yang kena tipu oleh orang. Ya, kena tipu. Sebenarnya mungkin tepatnya bukan tipu ya, cuma orang yang membatalkan pesanan / tidak mengambil pesanan tapi sudah terlanjur jadi.
Begini kisahnya, suatu hari ada pesuruh pejabat setempat meminta pesanan sate untuk sebuah acara. Misalkan kurang lebih 100 tusuk sate atau kira kira sepuluh porsi, lalu sang pesuruh tadi, memesan ke ibunda penjual sate. "Bu saya pesan sate segini, ini DP nya ya". Lalu dibikinkan lah sate itu. Tapi setelah sate sudah jadi, sang ibu heran mengapa sate yang sudah dipesan tidak segera diambil. Padahal sudah melebihi jam makan siang. Karena itu ya sang ibu mengambil kesimpulan ini pesanan mungkin tidak diambil sang pemesan. Saat itupun karena keterbatasan teknologi juga tidak mungkin untuk mengabari melalui pesan singkat SMS atau Whatsapps. Akhirnya tanpa raut sedih sedikitpun beliau memisahkan sate yang dipesan tadi dan ya beliau berkata "...Berarti ini bukan rezekiku". Lalu, sate tersebut dibagi bagikan ke sopir sopir yang mungkin lewat di sekitar warungnya.
Hmmm..bagi saya itu luar biasa, bagaimana beliau rela dengan hilangnya sebagian hartanya dengan ridho, dan tanpa menggerutu sedikitpun. Dan beliau melihat musibah/cobaan tersebut beliau jadikan sarana untuk beramal. Masha Alloh.
Pelajaran yang dapat kita petik dari sini, Ya.. jika memang sebuah rezeki itu bukan sah rezeki kita Alloh PASTI mengambilnya kembali. Saya ulangi, Alloh PASTI mengambilnya kembali dengan cara apapun itu. dan Alloh juga selalu mengingatkan kita, bahwa harta yang ada pada kita tidak seratus persen milik kita. Ada sebagian kecil itu milik saudara saudara fakir miskin, yatim piatu yang membutuhkan, dan Ada hak - hak Alloh, pinjaman kepada jalan Alloh yang harus kita tunaikan.
Wallohualam.
Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan artikel.
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.
Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Alhamdulillah Alloh memberikan saya kesempatan untuk menulis lagi di blog saya ini.
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi kisah yang tempo hari lalu diceritakan kepada saya, tentang rezeki.
Saya tergelitik untuk menulisnya, karena dalam kisah ini ada salah satu ilmu yang mudah diucapkan tapi juga tidak semua orang mudah melaksanakan, yakni tentang kerelaan.
Alkisah, beliau menceritakan kepada saya tentang ibunda beliau, yang pada saat itu berdagang. Beliau berdagang dengan hati. Beliau selalu menyajikan makanan yang beliau perjualbelikan dengan kualitas prima. Dikisahkan oleh beliau pencerita bahwa sang ibunda yang berjualan sate, selalu mengiris daging dengan teliti, bahkan dikisahkan sate yang beliau jual benar benar daging tanpa lemak didalamnya, adapun lemak mungkin sangat sedikit sekali. Beliau ceritakan sang ibunda benar benar memperhatikan dengan teliti.
Lalu juga sang ibunda mengajarkan anaknya dalam berdagang dengan jujur, karena pada beliau tidak pernah menarik harga dari sate lemak yang dibeli pelanggannya, apabila sang pelanggan menginginkan sate yang benar benar isinya cuma lemak saja, atau biasa kita sebut sate kere. Beliau tidak menarik harga, bahkan cuma menarik ongkos nasi saja.
Lalu terakhir cerita yang bagi saya berkesan adalah cerita tentang sang ibu yang kena tipu oleh orang. Ya, kena tipu. Sebenarnya mungkin tepatnya bukan tipu ya, cuma orang yang membatalkan pesanan / tidak mengambil pesanan tapi sudah terlanjur jadi.
Begini kisahnya, suatu hari ada pesuruh pejabat setempat meminta pesanan sate untuk sebuah acara. Misalkan kurang lebih 100 tusuk sate atau kira kira sepuluh porsi, lalu sang pesuruh tadi, memesan ke ibunda penjual sate. "Bu saya pesan sate segini, ini DP nya ya". Lalu dibikinkan lah sate itu. Tapi setelah sate sudah jadi, sang ibu heran mengapa sate yang sudah dipesan tidak segera diambil. Padahal sudah melebihi jam makan siang. Karena itu ya sang ibu mengambil kesimpulan ini pesanan mungkin tidak diambil sang pemesan. Saat itupun karena keterbatasan teknologi juga tidak mungkin untuk mengabari melalui pesan singkat SMS atau Whatsapps. Akhirnya tanpa raut sedih sedikitpun beliau memisahkan sate yang dipesan tadi dan ya beliau berkata "...Berarti ini bukan rezekiku". Lalu, sate tersebut dibagi bagikan ke sopir sopir yang mungkin lewat di sekitar warungnya.
Hmmm..bagi saya itu luar biasa, bagaimana beliau rela dengan hilangnya sebagian hartanya dengan ridho, dan tanpa menggerutu sedikitpun. Dan beliau melihat musibah/cobaan tersebut beliau jadikan sarana untuk beramal. Masha Alloh.
Pelajaran yang dapat kita petik dari sini, Ya.. jika memang sebuah rezeki itu bukan sah rezeki kita Alloh PASTI mengambilnya kembali. Saya ulangi, Alloh PASTI mengambilnya kembali dengan cara apapun itu. dan Alloh juga selalu mengingatkan kita, bahwa harta yang ada pada kita tidak seratus persen milik kita. Ada sebagian kecil itu milik saudara saudara fakir miskin, yatim piatu yang membutuhkan, dan Ada hak - hak Alloh, pinjaman kepada jalan Alloh yang harus kita tunaikan.
Wallohualam.
Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan artikel.
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.
Komentar