Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

Rasanya baru kemarin...

Nak, rasanya baru kemarin bapak melihat kamu dilahirkan.. Rasanya baru kemarin melihat Ibrahim dilahirkan di rumah sakit, kecil dan kamu tidak langsung tidur bersama bapak dan ibu di malam pertama setelah kamu dilahirkan..  Rasanya pun seperti baru kemarin mengingat Naima yang ingin untuk dicoba dilahirkan secara spontan tapi Tuhan menakdirkan tetap melalui perut untuk menyapa dunia..  Rasanya, bapak juga masih sama ketika bapak mencukur rambut Ibrahim dan Naima..  Memberi tahnik, memamah buah kurma untuk bapak masukkan ke mulutmu ananda..  Bukan ASI ibumu nak, tahnik sesuai yang dituntunkan dicontohkan nabi, Rasulullah yang memberikan tahu..  Bapak pun ingat ketika Ibrahim pertama kali naik push bike..  Naima yang selalu usil kepada kakaknya..  Ibrahim yang sudah seperti kakak yang dewasa yang mengalah kepada Adiknya..  Mau melindungi adiknya..  Waktu yang berlalu begitu cepat ya, nak ya.. Ibrahim sudah berusia 5 tahun..akhir usia 5 tahun..  Naima juga hampir 3 tahun ini..

Suatu saat

Nak, pernahkah kamu berhenti sejenak dan bertanya apa tujuan kamu hidup di dunia ini..  Mengapa Alloh membangunkan kamu di pagi hari...  Mengapa kamu dilahirkan dari ibu..  Mengapa kamu diberikan amanah ini..  Mengapa itu..  Dan mengapa mengapa lainnya..  Seremeh mengapa gula rasanya manis..  Mengapa daun harus jatuh pada tanggal ini jam ini detik ini..  Mengapa saat ini matahari masih terbit..  Dan lain sebagainya... Tahukah kamu nak..  Alloh sudah menetapkan itu semua..  Alloh menetapkan takdir semua makhluk - Nya sejak zaman penciptaan..  Setiap makhluk sudah diberikan takdir.. Baik cara munculnya, selama hidupnya serta bagaimana matinya..  Lalu,..  Jika muncul pertanyaan apa tujuan mu ada disini..  Membaca blog ini..  Mengapa Alloh menggerakkanmu sampai disini..  Mengapa kamu begini, mengapa begitu..  Suatu saat kamu akan tahu bahwa ada takdir yang sudah ditetapkan dari semua pilihanmu..  Alloh memilihkanmu jalan yang terbaik untukmu..  Alloh selalu memberikanmu yang terbaik bagimu

Sorot lampu

Nak, ini nasihat yang ingin bapak sampaikan kepadamu terkait kondisi saat ini, pada tahun 2022.. Dalam 5 tahun - 1 dekade terakhir, media sosial semakin gencar.. Muncul medsos baru, dari twitter, Facebook, instagram, tiktok, snapgram, dan lainnya. Berlomba-lomba mendapatkan user, dan orang orang juga berlomba-lomba mendapatkan followers, viewers, interaction dengan media sosialnya..  Pada era ini, banyak orang - orang melakukan hal-hal yang sebenarnya dulu tidak layak dipertontonkan, hingga saat ini menjadi konsumsi publik. Privatisasi hal hal yang sekiranya konsumsi sendiri mulai memudar. Semua dibagikan ke publik. Ada harian tarian yang bahkan memalukan untuk dilihat, ada penagihan utang dibagikan, ada aib keluarga sendiri ataupun aib orang dibagikan.  Muncullah pula undang undang yang mengatur transmisi elektronik, agar tetap sopan dan bermartabat, UU ITE, UU pornografi dan Sebangsanya.  Tetapi,..  Bahkan sampai saat ini, sampai detik ini, masih. Konten konten sampah dibagikan ke kh

Kacamata orang lain

Nak, salah satu penanda kebijakan dimiliki oleh seseorang adalah dengan memikirkan sesuatu cepat tanpa tergesa gesa terburu buru, tepat sesuai kebutuhan dan mengakomodasi kedua belah pihak, tidak selalu menang keduanya tetapi selalu diusahakan terasa tidak ada yang kalah. Win-win solution model.  Cara yang juga bisa engkau lakukan untuk mendapatkan cara tersebut adalah dengan memposisikan dirimu pada posisi orang lain atau mencoba melihat dengan kacamata orang lain. Maksud bapak, melihat dari sudut pandang orang lain.  Terkadang kita sering susah menerima sebuah alur pikir, sebuah keputusan, sebuah tindakan, ketika menghadapkan perbuatan tersebut pada benar dan salah. Padahal yang kita tahu, benar dan salah itu adalah suatu konsep yang dihadapkan pada acuan sebuah titik kontrol. Ada hukum positif atau hukum mutlak kepercayaan yang terlibat di dalamnya untuk kamu mengucap "itu salah. Itu benar." Tetapi, jika kamu melihat, ada pola, ada proses ada motivasi dibalik peristiwa, be

Ada hak yang harus engkau penuhi

Nak berikut sepenggal kisah Nabi Sulaiman yang diakui bahwasanya burung yang dibeli oleh rakyatnya hanya terdiam saja.. Raja Sulaiman bertanya, meminta kejelasan kepada Burung tersebut, "Bagi pemilikmu ada hak yang harus engkau penuhi. Dia membelimu dengan harga fantastis. Akan tetapi, kenapa engkau diam membisu saja tanpa berkicau?” “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku hanya berteriak karena sedih dan rindu dengan kawan-kawanku dan meminta untuk membebaskan dari sangkar dan penjara. Lantas datanglah burung sejenis denganku dan memerintahkanku agar bersabar. Dan dia memahamkan kepadaku satu hal, bahwa meminta paksa keluar hanya akan menambah deritaku. Sementara lelaki itu mengurungku demi suaraku, maka aku pun diam membisu,” terang si burung. Pada akhirnya Nabi Sulaiman membayar burung tersebut untuk dilepaskan sesuai dengan harapan burung tersebut yang bersabar akhirnya dapat terlepas.  Nak, setiap orang hidup di dunia ini selalu mempunyai hak dan juga kewajiban, baik terhadap Tuh

Engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku

.... “Tidakkah cukup di tanganmu Taurat dan bukankah engkau telah mendapatkan wahyu. Sungguh wahai Musa, jika engkau ingin mengikutiku, engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku.” Ucap Nabi Khidir kepada Nabi Musa. dan dijawab, “In sya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam satu urusan pun.”...  Nak, begitulah sebagian riwayat pertemuan antara Nabi Musa dan Nabi Khidir. Dalam kisah tersebut tentunya ada banyak pelajaran - pelajaran yang dapat kita petik. Pada kesempatan ini tak lelah Bapak mengingatkanmu untuk senantiasa bersabar.  Ya Sabar.  Tentunya dalam kisah pencarian Musa tersebut bukan berakhir dengan keberhasilan berguru yang mendapat banyak ilmu dari Nabi Khidir. Karena apa? Kurang sabarnya beliau untuk menahan diri agar tidak bertanya.  Kisah Nabi Khidir tentunya amat sangat masyur dengan syarat yang diajukan untuk Musa yang ingin berguru kepadanya (Nabi Khidir) agar tidak bertanya/berkomentar atas tindakan yang Khidir la