Langsung ke konten utama

Kacamata orang lain

Nak, salah satu penanda kebijakan dimiliki oleh seseorang adalah dengan memikirkan sesuatu cepat tanpa tergesa gesa terburu buru, tepat sesuai kebutuhan dan mengakomodasi kedua belah pihak, tidak selalu menang keduanya tetapi selalu diusahakan terasa tidak ada yang kalah. Win-win solution model. 
Cara yang juga bisa engkau lakukan untuk mendapatkan cara tersebut adalah dengan memposisikan dirimu pada posisi orang lain atau mencoba melihat dengan kacamata orang lain. Maksud bapak, melihat dari sudut pandang orang lain. 
Terkadang kita sering susah menerima sebuah alur pikir, sebuah keputusan, sebuah tindakan, ketika menghadapkan perbuatan tersebut pada benar dan salah. Padahal yang kita tahu, benar dan salah itu adalah suatu konsep yang dihadapkan pada acuan sebuah titik kontrol. Ada hukum positif atau hukum mutlak kepercayaan yang terlibat di dalamnya untuk kamu mengucap "itu salah. Itu benar."
Tetapi, jika kamu melihat, ada pola, ada proses ada motivasi dibalik peristiwa, belum tentu perbuatan tersebut salah pada saat itu. 
Makanya, tugas kita, coba melihat dengan baik peristiwa yang terjadi serta motif yang terjadi disebaliknya. Tugas kita untuk tahu ya saat ini kejadian ini benar, ini salah. Serta, menentukan sikap apa yang akan kita perbuat. 
Sikap yang kita perbuat? Hal yang akan kita perbuat atau respons terhadap kejadian selalu mencerminkan kedewasaan, kebijakan dalam berpikir untuk berperilaku. Jangan sampai kita menyesal kemudian setelah merespons sesuatu. Dalam sebuah kalimat bijak tertulis, Jangan mudah untuk berjanji ketika senang/gembira, dan jangan mengambil keputusan ketika sedang marah. 
Jangan lupa juga tengok mekanisme terjadinya perbuatan setiap perbuatan adalah keputusan orang. Setiap perbuatan selalu memiliki motif. Tidak semua perbuatan bisa kita toleransi dan sebaliknya tidak semua perbuatan harus kita hukum. Kurang lebih seperti itu nak. Semoga bermanfaat. Saling mengingatkan ya nak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesingkat itu..

 Nak, kali ini bapak akan mengingatkanmu tentang konsep manners matter. Ya bagaimana manners Kita sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bagaimana attitude akan berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Sepenting itu kah. Benar. Manners Dan attitude ternyata adalah rangkaian dari habit yg harus dipupuk sejak dini. Di era dewasa ini dan kehidupan dewasa ini penting karena nantinya habit kecil kecil kitalah yg akan membuat manners Kita terhadap kejadian terhadap orang lain yang tentunya tidak akan kita ketahui ke depannya akankah menjadi takdir besar kita ataukah hanya numpang lewat saja.  Bapak pernah memberitahumu tentang memilih dengan dewasa, memilih dengan bertanggung jawab dan teknisnya seperti apa. ketika kita memilih untuk berbuat ataupun tidak berbuat tentu kita akan tahu konsekuensinya. Bapak ulangi, kita harus menakar konsekuensinya. Penyesalan adalah hal yang hadir ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ketika ada diskrepansi antara apa yang kita perhitungkan...

Tidak Perlu

Suatu hari nak.. Jika kamu menyalahkan orang lain atas keadaanmu.. Jika kamu menyalahkan situasi atas kejadian yang terjadi pada dirimu... Ingatlah selalu... Dunia ini tidak hanya berpusat kepada dirimu... Kehidupanmu lah yang membuat dunia terasa bergerak pada dirimu.. Bukan Bapak memintamu untuk menyalahkan hidupmu, tetapi Bapak minta kamu berjalan bergeraklah dengan kehidupanmu itu untuk mengubah apa yang terjadi kepadamu... Mungkin ada hal yang bisa bapak ajarkan kepadamu.. Mungkin ada hal yang sempat bisa bapak contohkan kepadamu.. Tetapi masih ada banyak hal... Ada banyak ilmu.. Ada banyak pelajaran yang selalu bisa kamu pahami dan pelajari sendiri kelak.. Ingatlah selalu.. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri.. atas apa yang kita pilih.. kita lakukan.. Kita bisa sedih karena orang lain.. Kita bisa kecewa karena perbuatan orang lain.. Bahkan kita pun bisa ikut bahagia hanya karena orang lain bahagia... Lalu, kenapa bisa begitu? Itulah tadi.. Pilihanmu untuk b...

Aku selalu yakin

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku” – Umar bin Khattab