Langsung ke konten utama

Mortui Vivos Doscent


Bismillah. Setelah bertahun - tahun berseragam sebagai mahasiswa kedokteran. Akhirnya resmi saya lulus dari Program Sarjana (S-1) Pendidikan Dokter FK UNS pada 17 Januari 2014 lalu dan diwisuda pada tanggal 8 Maret 2014.
Satu quote yang saya masih selalu ingat pada masa masih di preklinik lalu adalah 
"Mortui Vivos Doscent"
Entah siapa yang memulai membuat quote ini.
Bareng penasaran, langsung saya buka google. dan taraaa..
Quote yang saya artikan sebagai Dosen itu Mayat Hidup. Ternyata artinya berbeda jauh dengan apa yang saya pikirkan.

Ini asli dari wikipedia tidak saya ubah tidak saya tambahkan, dan hasilnya adalah memang benar ini quote lebih cocok buat ahli anatomi, ahli bedah dan ahli forensik. tapi cuma bisa buat jadi pelengkap dasarnya.

Bagi saya mungkin lebih suka dengan...

"Vita magister est optimus"
"Aliquam sed vivens mortuus vivos docent magister est optimus"

Artinya :
"Vita magister est optimus" - Kehidupan adalah guru terbaik.
"Aliquam sed vivens mortuus vivos docent magister est optimus" - Maybe the dead can teach the living, but living body is the best teacher.

Masih banyak quote quote yang berkeliaran di kedokteran, belum lagi yang ada dalam kehidupan. Ada berjuta - juta slogan yang dilontarkan oleh orang - orang.
dan bagi mahasiswa kedokteran, salah satu phrase andalannya adalah itu tadi,
Tapi? setelah ini kita adalah dokter muda dan akan menjadi dokter umum, spesialis, peneliti, konsulan, atau entah menjadi pengusaha dan lainnya.
Always remember; Long life learning, ya pembelajaran yang berkelanjutan. Kita belajar sepanjang hayat hidup kita. Untuk itu, saya menghighligh 2 quote yang baru saja muncul dalam pikiran saya tersebut.

Kehidupan adalah guru terbaik. Jelas! Allah menciptakan segala tanda kebesarannya dalam alam kita, dan mengajarkan ilmu hikmah dalam setiap kejadian yang telah kita jalani. Tentu saja, kehidupan yang Allah gariskan adalah salah satu guru terbaik.

Quote kedua saya lebih saya tujukan pada cita - cita saya, orang hidup dapat mengajar yang baik pula. Sebagai seseorang yang bercita - cita sebagai spesialis bedah, saya tentu tidak setuju kalau mortui vivos docent. Jelas laaaah. Kalo pasien meninggal ya habislah kita.

Segala sesuatu jelas terjadi karena ada hikmahnya, ya..quote ini pun tak terjadi bergitu saja dan muncul begitu saja. Mortui vivos docent. Kita lah yang harus bijaksana dan melihat sisi lain dari quote ini. Yakni, kita dapat belajar dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.

Tidak hanya di Sekolah, tidak hanya dalam forum pengkajian topik tertentu, dan tidak hanya dari televisi atau internet saja. tetapi, belajar dapat kita lihat dari segala aspek kehidupan. Bahkan dari daun yang tertiup angin pun, dari semut yang mengerubungi gula yang manis. semua ada pelajaran yang dapat kita petik.

Belajar juga tak mengenal kata terlambat, tak mengenal kata terlalu cepat, belajar adalah suatu proses yang tidak terbatas waktu dan tempat. Semakin banyak kamu belajar, semakin banyak kamu mengambil pelajaran, akan sangat hebat, terampil, dan bijaksana pikiranmu, perilakumu.

Dari siapa saja ini lah yang kadang paling sulit dilakukan oleh semua orang. Padahal kita dapat mengambil pelajaran dari semua orang yang ada. Namun kadang seseorang terlalu sombong untuk meminta ajar dari seseorang yang ia anggap lebih rendah daripada nya. Padalah Alloh sudah menurunkan ayat tentang kerendahan hati.


Dalam hadits pun juga diingatkan kita untuk mendengar, untuk merendahkan hati kita. Meskipun dalam hadits ini konteksnya adalah menaati pemimpin. tetapi kita juga mengambil generalisasi dari sabda Rasulullah ini.


Semoga kita termasuk dalam orang - orang yang dapat selalu mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Ingat kembali budak ilmu berjas putih, kita harus selalu think outside the box. Selalu lah belajar dari mana saja, dimana saja dan kapan saja. Life always teach us to improve.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ndoroisme

Tengah malam ini saya sedang terduduk, sesekali menenggak kopi dan berpikir, Ndoroisme itu nyata dan ada disekitar kita. Apa itu ndoroisme. Saya saja awalnya cuma berpikir pikir dan bergumam dalam hati opo kuwi ndoroisme..opo enek istilah ngonoan..(apa itu ndoroisme. Apa ada istilah seperti itu. Ya memang sih tidak ada istilah seperti itu, tapi setidaknya ada orang yang pernah menulis tentang hal ini, yaitu Pak Ahmad Syafii Maarif dalam artikel  "Ndoroisme" Part I beliau tulis di republika online. Kurang lebih begini yang beliau tulis. "Sikap hidup pejabat atau majikan yang serba-ndoro (tuan, majikan), ingin selalu diperlakukan sebagai tuan, laki-laki atau perempuan ( kakung utawi putri )." Bahkan beliau juga memaparkan dalam artikel tsb perwujudan atau contoh contoh sikap ndoroisme bersama dengan couple-ndoroisme alias babuisme ;)) "Perwujudan 'ndoroisme' ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk: bersikap ABS-AIS (asal bapak senang-asal ibu senang), mem

The Outlier: Mas Pandu

Sejenak teringat seseorang - salah satu orang yang begitu inspiratif melekat dalam benak saya. Mas Pandu. Ya beliau adalah mas Pandu, Almarhum Mas Pandu. Beliau adik kelas saya, salah seorang outlier yang benar benar outlier dalam segalanya. Sosok beliau yang tinggi, bicara lembut tapi tegas, dan berprinsip. Bersyukur saya dipertemukan dengan beliau selama masa SMA. Menjadi adik kelas beliau pas. Sosok beliau menjadi inspirasi saat melatih kami adik kelas beliau dalam pleton inti, pasukan baris berbaris SMA Negeri 1 Bantul. Beliau sebagai pembeda memberikan kelembutan dalam pelatihan PBB. Metode yang berbeda dengan yang sebelum sebelumnya. Bukan dengan banyak hukuman tetapi konsekuensi dan tanggungjawab ketika tidak disiplin dan melakukan kesalahan. Kami diberikan pemahaman, bukan dipaksa untuk menjalani hukuman atas kesalahan. Tipis bukan perbedaannya? Inspirasi beliau tidak hanya dalam hal itu saja. Beliau ternyata memang memiliki banyak pengaruh dan juga prestasi terutama di dalam