Langsung ke konten utama

Self Driving - Rhenald Kasali


Bismillah.
Bulan Juni ini, saya mendapatkan buku yang cukup menggelitik saya untuk membacanya. Meskipun saat ini adalah bulan Ramadhan dan saya masuk di stase Psikiatri, tetapi tetap Alhamdulillah saya dapat menyempatkan waktu untuk membuka - buka sedikit lembar per lembar dari buku ini, dan sampai saat ini (saya menulis ini), saya baru membuka sampai halaman ke sekian dan baru mendapat setengahnya.

Sedikit saya mau memaparkan apa yang ada dalam buku ini dan mengapa buku ini patut untuk Anda seorang individu yang saat ini tegak beraktivitas di lingkungan Anda. Self Driving, buku ini akan menyadarkan Anda betapa mentalitas mayoritas penduduk Indonesia ini masih kacau balau. Inisiatif rendah, saling melindungi kerajaan, ketidakdinamisan sistem, dan kembali penduduk Indonesia tak mau atau susah untuk keluar dari zona nyaman(comfort zone) nya.

Buku ini menjelaskan pada kita, mengupamakan kita sebagai seorang yang sedang mengendarai kendaraan untuk menuju tujuan Anda. Kita bebas untuk memilih menjadi Driver atau Passenger. Driver is always be the first. Driver - lah yang selalu menjadi yang pertama, menjadi pengambil risiko dan menjadi pengarah tujuan dari kendaraan untuk passenger - passenger -nya. Berbeda dengan passenger yang dia hanya mengikuti arah yang ditunjukkan driver-nya. Mereka tak perlu mengambil risiko untuk tersesat, mereka dapat tertidur di perjalanan, dan mereka dapat tertawa ha ha hi hi dengan sesama passenger. Disinggung dalam buku ini pula, bahwa manusia tergolong sebagai empat macam, yakni Bad Passenger, Good Passenger, Bad Driver, dan Good Driver. Anda ingin menjadi apa? saya kembalikan kepada Anda.

Self driving, karya dosen Universitas Indonesia, juga memberikan pengertian mengapa Anda hanya menjadi passenger hingga akan dipaparkan cara untuk menjadi good driver. Sekiranya baru sedikit yang saya dapat tulis mengenai buku ini, adapun masih panjang untuk teknis dalam buku ini masih belum saya baca dan resapi. But, it is not a mistake, you invest money by buying a book.

Semoga Sukses dengan driving your self-nya. Terima Kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mortui Vivos Doscent

Bismillah. Setelah bertahun - tahun berseragam sebagai mahasiswa kedokteran. Akhirnya resmi saya lulus dari Program Sarjana (S-1) Pendidikan Dokter FK UNS pada 17 Januari 2014 lalu dan diwisuda pada tanggal 8 Maret 2014. Satu quote yang saya masih selalu ingat pada masa masih di preklinik lalu adalah  "Mortui Vivos Doscent" Entah siapa yang memulai membuat quote ini. Bareng penasaran, langsung saya buka google. dan taraaa.. Quote yang saya artikan sebagai Dosen itu Mayat Hidup. Ternyata artinya berbeda jauh dengan apa yang saya pikirkan. Ini asli dari wikipedia tidak saya ubah tidak saya tambahkan, dan hasilnya adalah memang benar ini quote lebih cocok buat ahli anatomi, ahli bedah dan ahli forensik. tapi cuma bisa buat jadi pelengkap dasarnya. Bagi saya mungkin lebih suka dengan... "Vita magister est optimus" "Aliquam sed vivens mortuus vivos docent magister est optimus" Artinya : "Vita magister est optimus" - Kehidupan a...

48 Law of power (1)

Hukum 1   Jangan Pernah Lebih Tinggi dari Tuannya Selalu buat orang-orang di atas Anda merasa lebih nyaman.  Dalam keinginan Anda untuk menyenangkan atau mengesankan mereka, jangan bertindak terlalu jauh dalam menunjukkan bakat Anda atau Anda mungkin mencapai hal sebaliknya - beri inspirasi ketakutan dan ketidakamanan.  Buatlah tuan Anda tampil lebih cemerlang dari mereka dan Anda akan meraihnya ketinggian kekuasaan. Hukum 2   Jangan pernah terlalu percaya pada Teman, Pelajari cara menggunakan Musuh Waspadalah terhadap teman. Mereka akan mengkhianati Anda lebih cepat, karena mereka mudah membangkitkan rasa iri. Mereka juga menjadi manja dan tirani. Tapi pekerjakan mantan musuh dan dia akan lebih setia daripada seorang teman, karena dia harus membuktikan lebih.  Faktanya, Anda memiliki lebih banyak hal untuk ditakuti dari teman daripada dari musuh.  Jika Anda tidak memiliki musuh, temukan cara untuk membuatnya. Hukum 3   Sembunyikan Niat Anda Buat...

Sahabat, Teman, Kolega

Nak, Suatu saat nanti. Kamu akan menemukan titik jenuh berhubungan dengan orang yang diluar keluargamu.  Nanti akan kamu sadari bahwa akan ada sahabat, ada teman, dan ada kolega saja. Rekan kerjamu, orang yang tersenyum manis di depanmu, orang yang mengiyakanmu karena gelarmu, jabatanmu, labelmu. Mereka lah kolegamu. Don't bring them home, don't bring them privately. Mereka adalah orang orang yang memakai topeng di depanmu. Mereka menjawab iyamu karena tahu, ketika harus menolakmu menyanggahmu, mereka takut. mereka tak punya pilihan lain bagimu. Kamu cukup memberikan porsi hidupmu kepada mereka saat di lingkungan kerja saja, dan bukan hakmu untuk tahu kehidupan mereka di luar sana. Temanmu, adalah orang yang kenal kamu dan mereka yang memang mencoba memahamimu, ingin kebaikan juga tercurah kepadamu. Temanmu adalah mereka yang membersamaimu didalam senangmu, di dalam sedihmu mereka mencoba untuk terlihat peduli kepadamu. Temanmu adalah bentuk setingkat diatas kolega. Jika kamu m...