Langsung ke konten utama

Hikayat Konteks


Bismillah.
Kali ini saya memikirkan sesuatu yang tiba tiba muncul di pikiran saya dalam perjalanan saya tadi. tentang konteks membuat suatu hal menjadi berguna dan konteks juga lah yang membuat suatu hal menurun fungsinya (bukan tidak berguna).
Awal pikiran saya adalah mengenai fungsi sebuah titik. Ya, sebuah titik hitam. Titik hitam tidak akan berguna dalam sebuah kanvas gambar besar. Bahkan dalam garis lurus, kehilangan satu titik saja tidak akan bermakna banyak. Titik hitam pun sakti dengan kehebatannya menghentikan kalimat panjang dan menjadikannya berhenti. Bagi saya itu lah, hikayat konteks.
Begitu juga sebuah konteks akan krusial dalam kehidupan manusia. Konteks lah yang memilih siapa yang berguna dan siapa yang kurang berguna.
tetapi hebatnya, Alloh menciptakan kita adaptif dan multi fungsi, multi task. Kita tidak terbatasi hanya menjadi sebuah titik. tapi dapat kita menjadi koma, menjadi tanda seru, menjadi apa yang kita inginkan asal kita bisa membaca konteks.
Apakah benar kita menambahkan tanda titik di kalimat tanya?
Apakah benar kita menambahkan tanda koma di akhir kalimat?
Mungkin ada beberapa yang berpendapat untuk membenarkan tapi bagi saya kurang tepat. Oleh karena itu, pandai pandai lah membaca konteks dan pandai pandailah menyesuaikan diri.
Kita diciptakan Alloh untuk melihat semua hal yang berjalan di sekitar kita berfungsi. Alloh meminta kita berfikir, membaca Alam, membaca setiap pergerakan benda, tiupan angin, terbangnya debu.
Konteks lah yang juga menuntut kita untuk bertindak atau diam.
Saya bukan meminta Anda untuk menjadi bunglon yang mudah berubah ubah, hanya membebek. Tetaplah berpegang pada prinsip yang Anda pegang, tetapi untuk hidup dengan lebih baik berkembang lah. Berbuat yang terbaik, yang tepat sesuai konteks yang Anda baca. Hiduplah dari ketidakpastian. Hadapi itu.
Semoga Bermanfaat.
Barokalloh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mortui Vivos Doscent

Bismillah. Setelah bertahun - tahun berseragam sebagai mahasiswa kedokteran. Akhirnya resmi saya lulus dari Program Sarjana (S-1) Pendidikan Dokter FK UNS pada 17 Januari 2014 lalu dan diwisuda pada tanggal 8 Maret 2014. Satu quote yang saya masih selalu ingat pada masa masih di preklinik lalu adalah  "Mortui Vivos Doscent" Entah siapa yang memulai membuat quote ini. Bareng penasaran, langsung saya buka google. dan taraaa.. Quote yang saya artikan sebagai Dosen itu Mayat Hidup. Ternyata artinya berbeda jauh dengan apa yang saya pikirkan. Ini asli dari wikipedia tidak saya ubah tidak saya tambahkan, dan hasilnya adalah memang benar ini quote lebih cocok buat ahli anatomi, ahli bedah dan ahli forensik. tapi cuma bisa buat jadi pelengkap dasarnya. Bagi saya mungkin lebih suka dengan... "Vita magister est optimus" "Aliquam sed vivens mortuus vivos docent magister est optimus" Artinya : "Vita magister est optimus" - Kehidupan a

Ndoroisme

Tengah malam ini saya sedang terduduk, sesekali menenggak kopi dan berpikir, Ndoroisme itu nyata dan ada disekitar kita. Apa itu ndoroisme. Saya saja awalnya cuma berpikir pikir dan bergumam dalam hati opo kuwi ndoroisme..opo enek istilah ngonoan..(apa itu ndoroisme. Apa ada istilah seperti itu. Ya memang sih tidak ada istilah seperti itu, tapi setidaknya ada orang yang pernah menulis tentang hal ini, yaitu Pak Ahmad Syafii Maarif dalam artikel  "Ndoroisme" Part I beliau tulis di republika online. Kurang lebih begini yang beliau tulis. "Sikap hidup pejabat atau majikan yang serba-ndoro (tuan, majikan), ingin selalu diperlakukan sebagai tuan, laki-laki atau perempuan ( kakung utawi putri )." Bahkan beliau juga memaparkan dalam artikel tsb perwujudan atau contoh contoh sikap ndoroisme bersama dengan couple-ndoroisme alias babuisme ;)) "Perwujudan 'ndoroisme' ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk: bersikap ABS-AIS (asal bapak senang-asal ibu senang), mem

The Outlier: Mas Pandu

Sejenak teringat seseorang - salah satu orang yang begitu inspiratif melekat dalam benak saya. Mas Pandu. Ya beliau adalah mas Pandu, Almarhum Mas Pandu. Beliau adik kelas saya, salah seorang outlier yang benar benar outlier dalam segalanya. Sosok beliau yang tinggi, bicara lembut tapi tegas, dan berprinsip. Bersyukur saya dipertemukan dengan beliau selama masa SMA. Menjadi adik kelas beliau pas. Sosok beliau menjadi inspirasi saat melatih kami adik kelas beliau dalam pleton inti, pasukan baris berbaris SMA Negeri 1 Bantul. Beliau sebagai pembeda memberikan kelembutan dalam pelatihan PBB. Metode yang berbeda dengan yang sebelum sebelumnya. Bukan dengan banyak hukuman tetapi konsekuensi dan tanggungjawab ketika tidak disiplin dan melakukan kesalahan. Kami diberikan pemahaman, bukan dipaksa untuk menjalani hukuman atas kesalahan. Tipis bukan perbedaannya? Inspirasi beliau tidak hanya dalam hal itu saja. Beliau ternyata memang memiliki banyak pengaruh dan juga prestasi terutama di dalam