Langsung ke konten utama

Dokter Internsip: Hidup selepas kuliah

Assalamu'alaykum Wr. Wb. 
Alhamdulillah Alloh memberikan saya kesempatan untuk membagikan sekelumit isi pikiran saya ini. Hal ini terkait hidup setelah kuliah. Saya ada dr. Gunung, ya..saat ini saya bergelar dokter, saya saat ini adalah dokter di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Saya ingin membagikan hal terkait perencanaan hidup teman teman setelah kuliah, khususnya teman - teman dokter saya yang mungkin masih fresh graduate, yang baru bener bener gress lulus ukmppd, habis diambil sumpah dokternya.
Jadi, bagi teman teman yang galau, habis ini saya ngapain sih? Dulu saya sendiri pun bingung untuk memilih ngapain saja sih. Setelah kuliah(masa study jenjang S1+Profesi), teman teman nanti dihadapkan pada sesi internsip terlebih dahulu ya teman teman. 
Pada sesi internsip ini, teman teman ga usah bingung mau ngapain. Ya teman teman mematangkan diri menjadi dokter. Dalam SKDI ada kompetensi yang dicapai melalui sesi internsip ini.
Nah, agar internsip ini dapat bermanfaat dan nggak cuma waton lewat saja. Maka, utamanya tetap utamakan tujuan! Kalau kalian berniat mencari uang pada saat internsip, itu adalah pikiran picik. Pikirkan utamanya adalah internsip sebagai batu loncatan untuk melanjutkan jenjang karir teman teman. 
Lalu tujuan apa yang harus kita capai? Utamanya tetap menggugurkan kewajiban kita untuk menyelesaikan borang dan syaray syarat lulus/selesai internsip dengan hasil yang memuaskan. Tapi ada lagi!
1. Keterampilan Klinis
Dengan adanya program internsip dari KKI ini, sebenarnya sangat bermanfaat bagi teman teman semuanya. Teman- teman akan diasah keterampilan klinisnya. Cara anamnesis, cara pemeriksaan fisik, nanti nemu fluoresensi UKK seperti inilah, itu lah, trauma thoraks, trauma abdomen, syok, STEMI dan lain - lain. Bisa tau cara menanganinya, terapinya seperti apa. Bonusnya, teman - teman ga diambil tanggung jawab penuh dari apa yang kalian lakukan, karena penanggung jawab utamanya tetap dokter jaga yang saat itu bertugas. Jadi? Enak dan Indah banget kan. Wis dibayar, ra dibebani tanggung jawab penuh. Nikmat sekali anak muda. Indah sekali hidupmu.
Oh iya, untuk tujuan keterampilan klinis ini, yang menurut saya perlu teman teman persiapkan adalah review kembali skill lab, buku - buku kedokteran yang klinis disiapkan, sama saran saya teman teman siapkan ACLS. Penting banget itu! Saya ulangi ikut ACLS sebelum internsip itu penting banget. Kapan lagi nemu pasien yang harus defibrilasi, cardioversi, main obat dopamin, dobutamin, epinefrin, norepinefrin dengan amat sangat pede.
2. Soft - Skill
Leadership, Teamwork, Koordinasi, Komunikasi dengan sejawat, komunikasi dengan rekan kerja, komunikasi dengan masyarakat. Banyak banget bonus internsip ini selain keterampilan klinis untuk menunjang kelancaran teman teman dalam praktek nanti. Teman - teman nanti bakal nemu kalimat ajaib untuk edukasi, bagaimana kerja sama dengan kelompok kecil ataupun kelompok besar teman teman yang beda kampus, yang kadang nemu mindsetnya luar biasa. Atau sebaliknya, kalau nemu teman yang kebetulan sampah banget. 
Cara komunikasi dengan spesialis, dengan rekan perawat. Tata krama, manners teman teman akan ditajamkan disini. Itu juga saya rasa penting sekali untuk dipelajari dipahami. Hidup ga sesimpel cuma meriksa pasien, kasih obat dapat duit. Tapi juga bagaimana agar menjadi dokter yang mempunyai nilai lebih, dokter yang memiliki kemanfaatan yang dicari pasien, sembuh saja saya rasa tidak cukup, sembuh dan puas, percaya kepada kita itu yang sangat dibutuhkan.
3. Jejaring sosial/Social Network
Era saat ini, jejaring sangat penting untuk dimiliki karena teman teman akan membutuhkan mereka cepat atau lambat. Semakin luas jejaring yang dimiliki, semakin bagus. Nantinya, pertimbangan di nomer 3 ini menurut saya akan menjadikan teman teman mempertimbangkan wahana internsip yang dipilih teman teman. 
Jejaring yang akan didapat dari sini tentunya harapannya seluruh civitas hospitalia, termasuk spesialis, teman teman dokter senior dll. Nantinya juga, mereka akan menunjang, membantu teman - teman setelah internsip jika kembali ke daerah tempat wahana internsip.
4. Bekal Persiapan PPDS
Kesalahan yang saya lakukan pada saat internsip adalah saya tidak mempersiapkan dengan matang nomer 4 ini. 
Oh iya, saya rasa yang tak kalah penting saat memasuki tahapan internsip adalah teman teman memiliki gambaran mau ngapain, jadi dokter umum saja kah, jadi dokter umum dosen atau sekolah spesialis atau apa yang teman teman mau. Plis! Jangan Malu Bercita - cita. Karena mimpi, bercita cita, bervisi itu gratis, gantungkan cita citamu itu setinggi mungkin. 
Nantinya teman teman bisa siapkan di masa internsip ini bekal persiapan PPDS. Tenang gaes. Internsip itu selow, enak kok. Ga senyeremin yang dibayangkan. Seru juga.
Hubungannya? ya bisa mbok lakuin ini mbekal buat PPDS.
Teman teman bisa mulai dengan pemilihan wahana, pilih wahana di Indonesia timur atau cari tempat internsip yang 3T menurut data pemerintah itu. Peluang balik ada, jejaring dapat, nanti teman teman bisa minta surat pengalaman kerja dan rekomendasi dari staf dan pemerintah setempat.
Karya tulis ilmiah juga bisa teman teman siapkan sedini mungkin, sejak saat internsip. Nemu kasus yang istimewa, langka, bisa nanti didaftarkan ke presentasi ilmiah di PIT dll. Ga usah takut ga bisa berangkat, internsip asal izinnya jelas, boleh kok. Apalagi urusan pendidikan.
Tepe tepe(tebar pesona) ke konsulen, direktur, pejabat setempat jika menjangkau. Nanti bermanfaat lho ini. Nanti kalian bakal dicari kok. "Dokter mau balik ke RS sini nggak?", "Dok, ini ada lowongan di RS kita, ayo gabung", kalian pasti diutamakan, karena sudah kenal kalian sebelumnya. Jadi, make good impression, keep great attitude is a must.
Jangan lupa poin terakhir, Belajar. Nyicil belajar sedini mungkin. Makin banyak waktu yang diluangkan untuk belajar, semakin banyak ilmu yang ditampung. Macam nabung tentunya, makin banyak yang dibaca, dikerjakan makin banyak yang didapatkan. Oh, iya. Sama teman teman nanti bisa belajar keterampilan yang invasif, terdampingi konsulen, terbimbing pula. Gimana nggak indah itu.

Saya rasa cukup sekian pemaparan utopia internsip ini. Cuma ini in syaa Alloh nyata. Nyaman sekali hidul satu tahun sebagai internsip ini.
Semoga bermanfaat dan dapat menginsiprasi. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyampaian isi blog saya.
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mortui Vivos Doscent

Bismillah. Setelah bertahun - tahun berseragam sebagai mahasiswa kedokteran. Akhirnya resmi saya lulus dari Program Sarjana (S-1) Pendidikan Dokter FK UNS pada 17 Januari 2014 lalu dan diwisuda pada tanggal 8 Maret 2014. Satu quote yang saya masih selalu ingat pada masa masih di preklinik lalu adalah  "Mortui Vivos Doscent" Entah siapa yang memulai membuat quote ini. Bareng penasaran, langsung saya buka google. dan taraaa.. Quote yang saya artikan sebagai Dosen itu Mayat Hidup. Ternyata artinya berbeda jauh dengan apa yang saya pikirkan. Ini asli dari wikipedia tidak saya ubah tidak saya tambahkan, dan hasilnya adalah memang benar ini quote lebih cocok buat ahli anatomi, ahli bedah dan ahli forensik. tapi cuma bisa buat jadi pelengkap dasarnya. Bagi saya mungkin lebih suka dengan... "Vita magister est optimus" "Aliquam sed vivens mortuus vivos docent magister est optimus" Artinya : "Vita magister est optimus" - Kehidupan a

Ndoroisme

Tengah malam ini saya sedang terduduk, sesekali menenggak kopi dan berpikir, Ndoroisme itu nyata dan ada disekitar kita. Apa itu ndoroisme. Saya saja awalnya cuma berpikir pikir dan bergumam dalam hati opo kuwi ndoroisme..opo enek istilah ngonoan..(apa itu ndoroisme. Apa ada istilah seperti itu. Ya memang sih tidak ada istilah seperti itu, tapi setidaknya ada orang yang pernah menulis tentang hal ini, yaitu Pak Ahmad Syafii Maarif dalam artikel  "Ndoroisme" Part I beliau tulis di republika online. Kurang lebih begini yang beliau tulis. "Sikap hidup pejabat atau majikan yang serba-ndoro (tuan, majikan), ingin selalu diperlakukan sebagai tuan, laki-laki atau perempuan ( kakung utawi putri )." Bahkan beliau juga memaparkan dalam artikel tsb perwujudan atau contoh contoh sikap ndoroisme bersama dengan couple-ndoroisme alias babuisme ;)) "Perwujudan 'ndoroisme' ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk: bersikap ABS-AIS (asal bapak senang-asal ibu senang), mem

The Outlier: Mas Pandu

Sejenak teringat seseorang - salah satu orang yang begitu inspiratif melekat dalam benak saya. Mas Pandu. Ya beliau adalah mas Pandu, Almarhum Mas Pandu. Beliau adik kelas saya, salah seorang outlier yang benar benar outlier dalam segalanya. Sosok beliau yang tinggi, bicara lembut tapi tegas, dan berprinsip. Bersyukur saya dipertemukan dengan beliau selama masa SMA. Menjadi adik kelas beliau pas. Sosok beliau menjadi inspirasi saat melatih kami adik kelas beliau dalam pleton inti, pasukan baris berbaris SMA Negeri 1 Bantul. Beliau sebagai pembeda memberikan kelembutan dalam pelatihan PBB. Metode yang berbeda dengan yang sebelum sebelumnya. Bukan dengan banyak hukuman tetapi konsekuensi dan tanggungjawab ketika tidak disiplin dan melakukan kesalahan. Kami diberikan pemahaman, bukan dipaksa untuk menjalani hukuman atas kesalahan. Tipis bukan perbedaannya? Inspirasi beliau tidak hanya dalam hal itu saja. Beliau ternyata memang memiliki banyak pengaruh dan juga prestasi terutama di dalam