Langsung ke konten utama

Pesan dari Ramadhan

Nak,
Bapak sempatkan menulis pesan bapak untukmu disela sela kerja bapak..
Terlintas dalam benak bapak di panjang usia bapak sampai saat ini..
Bapak senantiasa selalu bersyukur..
Tidak ada yang lebih mudah..
Tidak juga lebih berat..
Yaitu selalu mengucapkan kata..
menumbuhkan rasa syukur di dalam hati..
Dalam filosofi jawa bukan lebih tepatnya dalam kehidupan bapak sebagai orang jawa..
Bapak selalu menemukan kalimat..
"untung e,... bejo tenan,.." selalu disematkan orang orang jawa dalam setiap kekecewaan..
dalam setiap kejadian tidak mengenakkan..
Leluhur kita mengajarkan itu..
Selalu ada hal yang pantas di syukuri dari setiap kejadian menyenangkan ataupun menyedihkan..
Alloh pun, mengajarkan kepada kita, meminta kita untuk menjadi hamba-Nya yang bersyukur, tidak mengkufuri nikmat-Nya..
Bahkan, jika kita menghitung hitung, meraba raba, mencari cari nikmat apa saja yang Alloh berikan kepada kita, satu buku satu ensiklopedia saja tidak cukup untuk menjelaskan semuanya..
Apakah kamu sudah bersyukur nak kamu hari ini bisa bangun dari tidurmu?
Apakah kamu sudah bersyukur nak kamu bisa bernafas hari ini?
Apakah kamu sudah bersyukur nak kamu bisa melihat? dalam keadaan sehat? bisa mencium bau? bisa makan? bisa ini bisa itu..
Sekecil kamu bisa tersenyum hari ini atas kejadian lucu yang ada dihadapanmu pun bersyukurlah..
Ada lho nak..
Yang mau menyunggingkan bibirnya saja tidak bisa..
Ada lho yang mau bangun untuk sadar dari keadaan komanya..
Ada yang berdoa untuk bisa melihat..
Ada yang cemas agar sanak keluarganya bisa bernafas seperti selayaknya orang biasa..
Lalu..
Apakah ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bersyukur?
Mari kita merenung bersama sama nak..
Ada orang yang bahkan mengharapkan ada diposisimu saat ini jika mungkin kamu lupa atau kamu belum bisa bersyukur hari ini..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesingkat itu..

 Nak, kali ini bapak akan mengingatkanmu tentang konsep manners matter. Ya bagaimana manners Kita sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bagaimana attitude akan berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Sepenting itu kah. Benar. Manners Dan attitude ternyata adalah rangkaian dari habit yg harus dipupuk sejak dini. Di era dewasa ini dan kehidupan dewasa ini penting karena nantinya habit kecil kecil kitalah yg akan membuat manners Kita terhadap kejadian terhadap orang lain yang tentunya tidak akan kita ketahui ke depannya akankah menjadi takdir besar kita ataukah hanya numpang lewat saja.  Bapak pernah memberitahumu tentang memilih dengan dewasa, memilih dengan bertanggung jawab dan teknisnya seperti apa. ketika kita memilih untuk berbuat ataupun tidak berbuat tentu kita akan tahu konsekuensinya. Bapak ulangi, kita harus menakar konsekuensinya. Penyesalan adalah hal yang hadir ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ketika ada diskrepansi antara apa yang kita perhitungkan...

Tidak Perlu

Suatu hari nak.. Jika kamu menyalahkan orang lain atas keadaanmu.. Jika kamu menyalahkan situasi atas kejadian yang terjadi pada dirimu... Ingatlah selalu... Dunia ini tidak hanya berpusat kepada dirimu... Kehidupanmu lah yang membuat dunia terasa bergerak pada dirimu.. Bukan Bapak memintamu untuk menyalahkan hidupmu, tetapi Bapak minta kamu berjalan bergeraklah dengan kehidupanmu itu untuk mengubah apa yang terjadi kepadamu... Mungkin ada hal yang bisa bapak ajarkan kepadamu.. Mungkin ada hal yang sempat bisa bapak contohkan kepadamu.. Tetapi masih ada banyak hal... Ada banyak ilmu.. Ada banyak pelajaran yang selalu bisa kamu pahami dan pelajari sendiri kelak.. Ingatlah selalu.. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri.. atas apa yang kita pilih.. kita lakukan.. Kita bisa sedih karena orang lain.. Kita bisa kecewa karena perbuatan orang lain.. Bahkan kita pun bisa ikut bahagia hanya karena orang lain bahagia... Lalu, kenapa bisa begitu? Itulah tadi.. Pilihanmu untuk b...

Aku selalu yakin

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku” – Umar bin Khattab