Langsung ke konten utama

Saya Benar, Saya Menang, Kamu Salah, Kamu Kalah

Nak, 
Topik kali ini kita akan berbicara tentang bagaimana sifat dasar manusia yang selalu egosentris.. 
Sifat yang bapak rasa bakal ada dalam diri manusia.. Mendasar dan mayoritas bakal memilikinya.. 
ego·sen·tris /égoséntris/ a menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat pemikiran (perbuatan); berpusat pada diri sendiri (menilai segalanya dari sudut diri sendiri);
Ya.. 
Kalau besok kamu merasakan.. Atau jika belum merasakan.. Coba nak, jawab pertanyaan ini.. 
Kalau ada bencana banjir di daerahmu.. 
Yg pertama kali mbok inget kamu dan keluargamu atau tetangga tetanggamu? 
Jika ada kesalahan yg pertama kali mbok pikirkan mengamankan diri sendiri, dengan cara wah yang aku lakukan benar apa belum ya? Atau wah ini bagaimana caranya biar bener semua ya? 
Dan lain lain sebagainya.. 
Bapak menyampaikan ini bukan bapak ingin selalu kamu menyalahkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain.. 
Apalagi menganggap kamu kurang ini kurang itu dan selalu merasa rendah diri.. 
Patut kamu ingat ya nak, bahwa egosentris itu bisa dimaklumi.. Asalkan tidak berlebihan.. 
Apakah salah memikirkan diri sendiri? 
Apakah salah menyelamatkan diri sendiri? 
Apakah salah mencintai diri sendiri? 
Tidak pernah salah tapi ingat tidak secara berlebihan.. 
Ya...
Akan selalu ada orang yang menganggap apa yang diperbuat orang lain salah ketika kita memandang aku benar dan kamu salah..
ketika tidak membuat proses kontrol benar salah dari standar acuan yang sama..
ketika juga dipertemukan dengan standar subjektif yang kita tentukan..
Padahal di dalam hidup..
Selalu ada Hukum positif, Nilai, Norma yang selalu menjadi baku dalam memberitahukan kepada kita ini benar dan ini salah...
Tidak terbatas dalam ego kita yang kadang membuat kita lupa karena ego hanya ingin saya menang, saya benar, kamu kalah, kamu salah..
Sekali lagi nak,
Tetap dalam menilai, mengambil keputusan, berbuat..
selalu beracuanlah dalam standar baku yang sama..
Tidak dengan standar yang berbeda, entah dengan dua hukum berbeda yang kita bandingkan atau standar ganda dan bias akibat subjektivitas kacamata kita..
Semoga bermanfaat nak..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesingkat itu..

 Nak, kali ini bapak akan mengingatkanmu tentang konsep manners matter. Ya bagaimana manners Kita sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bagaimana attitude akan berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Sepenting itu kah. Benar. Manners Dan attitude ternyata adalah rangkaian dari habit yg harus dipupuk sejak dini. Di era dewasa ini dan kehidupan dewasa ini penting karena nantinya habit kecil kecil kitalah yg akan membuat manners Kita terhadap kejadian terhadap orang lain yang tentunya tidak akan kita ketahui ke depannya akankah menjadi takdir besar kita ataukah hanya numpang lewat saja.  Bapak pernah memberitahumu tentang memilih dengan dewasa, memilih dengan bertanggung jawab dan teknisnya seperti apa. ketika kita memilih untuk berbuat ataupun tidak berbuat tentu kita akan tahu konsekuensinya. Bapak ulangi, kita harus menakar konsekuensinya. Penyesalan adalah hal yang hadir ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ketika ada diskrepansi antara apa yang kita perhitungkan...

Tidak Perlu

Suatu hari nak.. Jika kamu menyalahkan orang lain atas keadaanmu.. Jika kamu menyalahkan situasi atas kejadian yang terjadi pada dirimu... Ingatlah selalu... Dunia ini tidak hanya berpusat kepada dirimu... Kehidupanmu lah yang membuat dunia terasa bergerak pada dirimu.. Bukan Bapak memintamu untuk menyalahkan hidupmu, tetapi Bapak minta kamu berjalan bergeraklah dengan kehidupanmu itu untuk mengubah apa yang terjadi kepadamu... Mungkin ada hal yang bisa bapak ajarkan kepadamu.. Mungkin ada hal yang sempat bisa bapak contohkan kepadamu.. Tetapi masih ada banyak hal... Ada banyak ilmu.. Ada banyak pelajaran yang selalu bisa kamu pahami dan pelajari sendiri kelak.. Ingatlah selalu.. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri.. atas apa yang kita pilih.. kita lakukan.. Kita bisa sedih karena orang lain.. Kita bisa kecewa karena perbuatan orang lain.. Bahkan kita pun bisa ikut bahagia hanya karena orang lain bahagia... Lalu, kenapa bisa begitu? Itulah tadi.. Pilihanmu untuk b...

Aku selalu yakin

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku” – Umar bin Khattab