Langsung ke konten utama

Zaman visual


Bismillahirohmanirohiim.
Kembali saya ingin menulis beberapa kalimat yang saya ingin tuangkan dalam blog saya ini, karena saya sedang jenuh mengerjakan preskas untuk tahap internship saya ini.
Saya ingin menulis mengenai visual, era visual.
Saya menuangkan ini karena saya ingat pesan dari Almarhumah ibu saya, apa yang saya bisa lihat maka saya bisa menirunya dan in syaa Alloh bisa saya lakukan. Dan yang mengganjal di pikiran saya adalah ternyata hal tersebut dibalik oleh para penguasa ntah penguasa harta, entah penguasa konspirasi, entah. Yang saya rasakan saat ini, anak - anak kecil disekitar saya terlalu mudah untuk menirukan apa yang mereka tonton di TV khususnya.
Saya berikan contoh film Upin Ipin, Alhamdulillah, keponakan saya bisa sedikit banyak meniru bahasa melayu, bisa meniru menyanyikan lagu upin ipin. Malah saya diajari cara menyanyinya.
Tapi, ada beberapa yang saya sayangkan, khususnya seputar kebudayaan yang tidak pas bagi kita, dan bagi anak anak, maksud saya remaja yang sedang mencari role model, dan saat ini. Sampah sampah visual berkeliaran memberikan contoh buruk bagi mereka. Mereka meracuni kaum muda dengan perbuatan perbuatan tercela. dengan perbuatan yang tidak sepantasnya. Dari berpakaian mini, berkelakuan ala amerika dengan umpatan umpatannya. Berperilaku sok eropa, berbuat gono gini, berciuman dan berpelukan tanpa malu di depan umum. Apakah pantas?
Selain itu juga yang tak kalah heboh, Indonesia kini sudah punya geng anak motor. Yang suka ngebacok secara random, apakah itu perlu? dari mana mereka dapat ajaran seperti itu?
Innalillahi. Begitu berat beban bagi kita apabila mendapat amanah untuk menjadi orang tua nanti.
Lalu, apakah kita hanya berdiam saja? Tentu tidak. Kita harus menjadi bagian dari solusi, saya ulangi KITA HARUS MENJADI BAGIAN DARI SOLUSI.
Solusi dari perbuatan perbuatan tersebut, bisa kita bentengi dari luar diri kita, maupun dari dalam diri kita. Berskala individu, atau komunitas.
Dari diri kita sendiri, tentu, kita harus mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Tidak hanya dengan menyelesaikan dzikir untuk sah sahan saja selesai sholat, tetapi untuk benar benar mengingat Allah. Mengingat nikmat yang sudah diberikan-Nya, dan mengingat betapa pedih siksa-Nya kelak.
Dari luar diri kita, ajak minimal keluarga terdekat kita untuk senantiasa berbuat yang menunjukkan mereka kaum muslim, kaum mukmin, kaum Muhammad, kaum Madani. Saling mengingatkan dan saling mengkasihi. Lalu, jika ada tetangga atau kerabat yang terlanjur masuk apa yang bisa kita lakukan? Ingatkan. Ingatkan. dan doakan. ingatkan dengan perbuatan, ingatkan dengan lisan, dan doakan selalu.
Terakhir, Berjamaah. Berjamaah menuju kebaikan, berjamaah menjauhi kejahatan, kedholiman.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam bertulis kata.
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mortui Vivos Doscent

Bismillah. Setelah bertahun - tahun berseragam sebagai mahasiswa kedokteran. Akhirnya resmi saya lulus dari Program Sarjana (S-1) Pendidikan Dokter FK UNS pada 17 Januari 2014 lalu dan diwisuda pada tanggal 8 Maret 2014. Satu quote yang saya masih selalu ingat pada masa masih di preklinik lalu adalah  "Mortui Vivos Doscent" Entah siapa yang memulai membuat quote ini. Bareng penasaran, langsung saya buka google. dan taraaa.. Quote yang saya artikan sebagai Dosen itu Mayat Hidup. Ternyata artinya berbeda jauh dengan apa yang saya pikirkan. Ini asli dari wikipedia tidak saya ubah tidak saya tambahkan, dan hasilnya adalah memang benar ini quote lebih cocok buat ahli anatomi, ahli bedah dan ahli forensik. tapi cuma bisa buat jadi pelengkap dasarnya. Bagi saya mungkin lebih suka dengan... "Vita magister est optimus" "Aliquam sed vivens mortuus vivos docent magister est optimus" Artinya : "Vita magister est optimus" - Kehidupan a

Ndoroisme

Tengah malam ini saya sedang terduduk, sesekali menenggak kopi dan berpikir, Ndoroisme itu nyata dan ada disekitar kita. Apa itu ndoroisme. Saya saja awalnya cuma berpikir pikir dan bergumam dalam hati opo kuwi ndoroisme..opo enek istilah ngonoan..(apa itu ndoroisme. Apa ada istilah seperti itu. Ya memang sih tidak ada istilah seperti itu, tapi setidaknya ada orang yang pernah menulis tentang hal ini, yaitu Pak Ahmad Syafii Maarif dalam artikel  "Ndoroisme" Part I beliau tulis di republika online. Kurang lebih begini yang beliau tulis. "Sikap hidup pejabat atau majikan yang serba-ndoro (tuan, majikan), ingin selalu diperlakukan sebagai tuan, laki-laki atau perempuan ( kakung utawi putri )." Bahkan beliau juga memaparkan dalam artikel tsb perwujudan atau contoh contoh sikap ndoroisme bersama dengan couple-ndoroisme alias babuisme ;)) "Perwujudan 'ndoroisme' ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk: bersikap ABS-AIS (asal bapak senang-asal ibu senang), mem

The Outlier: Mas Pandu

Sejenak teringat seseorang - salah satu orang yang begitu inspiratif melekat dalam benak saya. Mas Pandu. Ya beliau adalah mas Pandu, Almarhum Mas Pandu. Beliau adik kelas saya, salah seorang outlier yang benar benar outlier dalam segalanya. Sosok beliau yang tinggi, bicara lembut tapi tegas, dan berprinsip. Bersyukur saya dipertemukan dengan beliau selama masa SMA. Menjadi adik kelas beliau pas. Sosok beliau menjadi inspirasi saat melatih kami adik kelas beliau dalam pleton inti, pasukan baris berbaris SMA Negeri 1 Bantul. Beliau sebagai pembeda memberikan kelembutan dalam pelatihan PBB. Metode yang berbeda dengan yang sebelum sebelumnya. Bukan dengan banyak hukuman tetapi konsekuensi dan tanggungjawab ketika tidak disiplin dan melakukan kesalahan. Kami diberikan pemahaman, bukan dipaksa untuk menjalani hukuman atas kesalahan. Tipis bukan perbedaannya? Inspirasi beliau tidak hanya dalam hal itu saja. Beliau ternyata memang memiliki banyak pengaruh dan juga prestasi terutama di dalam