Langsung ke konten utama

New Moon

Nak, Jika kamu resapi pada suatu saat akan ada perumpamaan hidup layaknya sebuah roda. Mereka mengandaikan akan ada kala kita di atas akan ada kala kita di bawah. Bapak mengandaikan itu dengan roda yang berputar dalam sebuah perjalanan. Tidak hanya roda yang statis.

Anakku, kamu menangkap perbedaannya kan? Roda yang berputar dalam keadaan statis layaknya sepeda statis, roda motor yang dipanaskan di rumah saja, akan berbeda dengan roda motor, roda mobil, roda kendaraan yang dijalankan dalam sebuah perjalanan, ataupun roda pedati mungkin.

Ada yang berbeda berbeda dari keduanya. Roda yang bergerak dalam keadaan statis hanya merasakan di atas di bawah dalam kondisi yang sama, tetapi berbeda dengan roda yang berjalan untuk menempuh tujuan.
Ada energi yang dihabiskan.
Ada sumber daya yang harus digunakan.
Ada titik atas yang dicapai dan ada titik bawah yang dirasakan tetapi berbeda momen.
Untuk mencapai keduanya pun harus ada energi dari kita untuk menggerakkan, mengusahakan, ataupun ada energi dari luar yang akan mendorong kita untuk mendapatkannya.

Bulan pun demikian, dalam setiap tahun akan ada bulan Januari sampai Desember yang berputar dari masa ke masa.
Akan selalu ada Ramadhan dan Syawal di setiap tahunnya. Tetapi, apakah momen pada saat kita melewatinya selalu sama?
Apakah orang orang yang menyertai  kita selalu sama? Apakah kondisi kita selalu sama?
Begitulah nak. Momen akan selalu berbeda setiap tahunnya. 
Selalu ada Bulan Bulan baru yang kita lewati, kita jalankan. Masa yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin.

Dalam Bulan Baru (Syawal) ini pun harus kita manfaatkan momentumnya, masa yang kita miliki. Memang tidak semudah bapak tuliskan pesankan ini.
Tetapi, sekali lagi bapak ingatkan. Manfaatkan momen momen yang ada saat ini. Sebelum kamu menyesal kemudian.
Penyesalan terjadi bukan karena hasil akhir saja, tetapi datang setelah kegagalan, akibat ada kalimat seharusnya aku bisa berusaha lebih, seharusnya aku bisa begini seharusnya aku bisa begitu.
Akan berbeda dengan hasil akhir yang sudah kita usahakan dengan terbaik.

New Moon, New Target.
New Vision, New Mission.
Day by Day, plan it and do the best today.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mortui Vivos Doscent

Bismillah. Setelah bertahun - tahun berseragam sebagai mahasiswa kedokteran. Akhirnya resmi saya lulus dari Program Sarjana (S-1) Pendidikan Dokter FK UNS pada 17 Januari 2014 lalu dan diwisuda pada tanggal 8 Maret 2014. Satu quote yang saya masih selalu ingat pada masa masih di preklinik lalu adalah  "Mortui Vivos Doscent" Entah siapa yang memulai membuat quote ini. Bareng penasaran, langsung saya buka google. dan taraaa.. Quote yang saya artikan sebagai Dosen itu Mayat Hidup. Ternyata artinya berbeda jauh dengan apa yang saya pikirkan. Ini asli dari wikipedia tidak saya ubah tidak saya tambahkan, dan hasilnya adalah memang benar ini quote lebih cocok buat ahli anatomi, ahli bedah dan ahli forensik. tapi cuma bisa buat jadi pelengkap dasarnya. Bagi saya mungkin lebih suka dengan... "Vita magister est optimus" "Aliquam sed vivens mortuus vivos docent magister est optimus" Artinya : "Vita magister est optimus" - Kehidupan a

Ndoroisme

Tengah malam ini saya sedang terduduk, sesekali menenggak kopi dan berpikir, Ndoroisme itu nyata dan ada disekitar kita. Apa itu ndoroisme. Saya saja awalnya cuma berpikir pikir dan bergumam dalam hati opo kuwi ndoroisme..opo enek istilah ngonoan..(apa itu ndoroisme. Apa ada istilah seperti itu. Ya memang sih tidak ada istilah seperti itu, tapi setidaknya ada orang yang pernah menulis tentang hal ini, yaitu Pak Ahmad Syafii Maarif dalam artikel  "Ndoroisme" Part I beliau tulis di republika online. Kurang lebih begini yang beliau tulis. "Sikap hidup pejabat atau majikan yang serba-ndoro (tuan, majikan), ingin selalu diperlakukan sebagai tuan, laki-laki atau perempuan ( kakung utawi putri )." Bahkan beliau juga memaparkan dalam artikel tsb perwujudan atau contoh contoh sikap ndoroisme bersama dengan couple-ndoroisme alias babuisme ;)) "Perwujudan 'ndoroisme' ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk: bersikap ABS-AIS (asal bapak senang-asal ibu senang), mem

The Outlier: Mas Pandu

Sejenak teringat seseorang - salah satu orang yang begitu inspiratif melekat dalam benak saya. Mas Pandu. Ya beliau adalah mas Pandu, Almarhum Mas Pandu. Beliau adik kelas saya, salah seorang outlier yang benar benar outlier dalam segalanya. Sosok beliau yang tinggi, bicara lembut tapi tegas, dan berprinsip. Bersyukur saya dipertemukan dengan beliau selama masa SMA. Menjadi adik kelas beliau pas. Sosok beliau menjadi inspirasi saat melatih kami adik kelas beliau dalam pleton inti, pasukan baris berbaris SMA Negeri 1 Bantul. Beliau sebagai pembeda memberikan kelembutan dalam pelatihan PBB. Metode yang berbeda dengan yang sebelum sebelumnya. Bukan dengan banyak hukuman tetapi konsekuensi dan tanggungjawab ketika tidak disiplin dan melakukan kesalahan. Kami diberikan pemahaman, bukan dipaksa untuk menjalani hukuman atas kesalahan. Tipis bukan perbedaannya? Inspirasi beliau tidak hanya dalam hal itu saja. Beliau ternyata memang memiliki banyak pengaruh dan juga prestasi terutama di dalam