Bismillah.
Kali ini saya akan membahas sedikit tentang cinta. Pustaka yang saya ambil dari buku yang baru saja saya selesai membacanya, karya penulis yang sebenarnya bukan favorit saya, tapi cukup saya percayai tulisan - tulisan beliau, sehingga di rak buku saya ada beberapa buku karya beliau. dengan bahasa yang cukup lugas, ekspresif, dan 'muda' serta dalil dari kitabulloh, Al Qur'anul Kariim, ataupun beberapa teori modern dari pustaka yang merujuk pada literatur ilmiah. Judul buku beliau yang saya jadikan pustaka ini adalah Jalan Cinta para Pejuang, karya Ust. Salim A. Fillah.
Berbicara tentang cinta (talking about love) tentu akan sedikit menyinggung teori - teori yang menyangkut tentang cinta. Pada kasus ini, saya lebih tertarik kepada teori yang di ungkapkan oleh Robert J. Stenberg. Teori yang berjudul 'A Triangular Theory of Love', teori segitiga cinta. Teori ini telah dipublikasikan sejak tahun 1988, mengupas tentang komponen cinta. Mari kita perhatikan dengan seksama diagram di bawah ini :
Dari diagram tersebut akan tampak ada tiga komponen dasar dari cinta yaitu : Commitment (komitmen), Intimacy (Keintiman), dan Passion (Gairah). Komitmen merupakan elemen kognitif, yang ditunjukkan melalui keputusan dan tekad secara tetap dan sinambung menjalankan suatu kehidupan bersama, Elemen Keintiman berupa emosi. Di dalam elemen ini terkandung kehangatan, keakraban, hasrat untuk menjalin hubungan. Elemen ini dicirikan dengan adanya kemauan/keinginan untuk berdekatan dengan seseorang, adanya rasa bahagia ketika bersua, bercakap. Yang terakhir adalah elemen gairah atau passion; sebuah elemen motivasional seseorang untuk berbuat. Elemen ini bersifat mendorong seseorang, pada konteks ini kita membahas cinta, diartikan motivasi diri yang bersifat seksual.
Elemen ini saling bertautan satu sama lain. Pada kesatuan yang sempurna saat ada tiga elemen di dalamnya dikatakan consummate love, sebaliknya jika tidak ada salah satupun elemen maka dikatakan non-love. Sternberg pun menambahkan "dalam hubungan lelaki dan perempuan, cinttayang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi sesuai pada suatu waktu tertentu." Umumnya, perjalanannya adalah adanya keintiman yang berlanjut pada gairah. Setelah itu dilanjutkan dengan komitmen besar untuk hidup bersama.
Satu elemen saja ataupun pertautan satu dengan lain dari kedua elemen saja juga cukup sering ditemui di masyarakat.
1. Commitment, No Intimacy, No Passion = Empty Love
Hubungan ini didasarkan pada komitmen saja terhadap seseorang yang tidak ada gairah dan tanpa keintiman.
2. Intimacy, No Commitment, No Passion = Liking
Keintiman tanpa komitmen tanpa gairah memiliki istilah suka. Menyukai.
3. Passion, No Commitment, No Intimacy = Infatuation (Ketergila-gilaan)
Kondisi ini adalah ketika seseorang bergairah saja, tanpa komitmen, tanpa keintiman sebelumnya. Contoh konkret kondisi ini adalah Love at the first sight.
4. Commitment + Intimacy = Companionate
Companionate memiliki kesamaan makna dengan khullah, sebuah perkasihan, persahabatan. Di contohkan dalam buku ini adalah hubungan antara Nabi Ibrahim dengan Alloh, sebagai Khalilullah.
5. Commitment + Passion = Fatous
Perpaduan komitmen dan gairah tanpa keintiman dinamakan fatous love atau cinta buta.
6. Intimacy + Passion = Romantic
Hubungan romantis tercipta ketika ada keintiman dan gairah. Hubungan ini hanya sementara karena tidak didasari dengan komitmen.
(bersambung)
Kali ini saya akan membahas sedikit tentang cinta. Pustaka yang saya ambil dari buku yang baru saja saya selesai membacanya, karya penulis yang sebenarnya bukan favorit saya, tapi cukup saya percayai tulisan - tulisan beliau, sehingga di rak buku saya ada beberapa buku karya beliau. dengan bahasa yang cukup lugas, ekspresif, dan 'muda' serta dalil dari kitabulloh, Al Qur'anul Kariim, ataupun beberapa teori modern dari pustaka yang merujuk pada literatur ilmiah. Judul buku beliau yang saya jadikan pustaka ini adalah Jalan Cinta para Pejuang, karya Ust. Salim A. Fillah.
Berbicara tentang cinta (talking about love) tentu akan sedikit menyinggung teori - teori yang menyangkut tentang cinta. Pada kasus ini, saya lebih tertarik kepada teori yang di ungkapkan oleh Robert J. Stenberg. Teori yang berjudul 'A Triangular Theory of Love', teori segitiga cinta. Teori ini telah dipublikasikan sejak tahun 1988, mengupas tentang komponen cinta. Mari kita perhatikan dengan seksama diagram di bawah ini :
Dari diagram tersebut akan tampak ada tiga komponen dasar dari cinta yaitu : Commitment (komitmen), Intimacy (Keintiman), dan Passion (Gairah). Komitmen merupakan elemen kognitif, yang ditunjukkan melalui keputusan dan tekad secara tetap dan sinambung menjalankan suatu kehidupan bersama, Elemen Keintiman berupa emosi. Di dalam elemen ini terkandung kehangatan, keakraban, hasrat untuk menjalin hubungan. Elemen ini dicirikan dengan adanya kemauan/keinginan untuk berdekatan dengan seseorang, adanya rasa bahagia ketika bersua, bercakap. Yang terakhir adalah elemen gairah atau passion; sebuah elemen motivasional seseorang untuk berbuat. Elemen ini bersifat mendorong seseorang, pada konteks ini kita membahas cinta, diartikan motivasi diri yang bersifat seksual.
Elemen ini saling bertautan satu sama lain. Pada kesatuan yang sempurna saat ada tiga elemen di dalamnya dikatakan consummate love, sebaliknya jika tidak ada salah satupun elemen maka dikatakan non-love. Sternberg pun menambahkan "dalam hubungan lelaki dan perempuan, cinttayang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi sesuai pada suatu waktu tertentu." Umumnya, perjalanannya adalah adanya keintiman yang berlanjut pada gairah. Setelah itu dilanjutkan dengan komitmen besar untuk hidup bersama.
Satu elemen saja ataupun pertautan satu dengan lain dari kedua elemen saja juga cukup sering ditemui di masyarakat.
1. Commitment, No Intimacy, No Passion = Empty Love
Hubungan ini didasarkan pada komitmen saja terhadap seseorang yang tidak ada gairah dan tanpa keintiman.
2. Intimacy, No Commitment, No Passion = Liking
Keintiman tanpa komitmen tanpa gairah memiliki istilah suka. Menyukai.
3. Passion, No Commitment, No Intimacy = Infatuation (Ketergila-gilaan)
Kondisi ini adalah ketika seseorang bergairah saja, tanpa komitmen, tanpa keintiman sebelumnya. Contoh konkret kondisi ini adalah Love at the first sight.
4. Commitment + Intimacy = Companionate
Companionate memiliki kesamaan makna dengan khullah, sebuah perkasihan, persahabatan. Di contohkan dalam buku ini adalah hubungan antara Nabi Ibrahim dengan Alloh, sebagai Khalilullah.
5. Commitment + Passion = Fatous
Perpaduan komitmen dan gairah tanpa keintiman dinamakan fatous love atau cinta buta.
6. Intimacy + Passion = Romantic
Hubungan romantis tercipta ketika ada keintiman dan gairah. Hubungan ini hanya sementara karena tidak didasari dengan komitmen.
(bersambung)
Komentar