Langsung ke konten utama

Infected Premature Rupture of Membranes (KPD terinfeksi)

 


I. Definisi

Ketuban Pecah Dini (KPD / Prelabor Rupture of Membranes — PROM) adalah pecahnya selaput amnion/chorion sebelum timbulnya kontraksi bersalin. Jika terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut preterm PROM (PPROM).

KPD terinfeksi merujuk pada situasi PROM yang disertai infeksi intraamniotik (intra-amniotic infection — IAI), yang sering kali dipakai sinonim dengan chorioamnionitis klinis ketika tanda klinis jelas ada. Chorioamnionitis = inflamasi/infiltrasi neutrofil pada membran janin ± infeksi mikroba di amnion, cairan amnion, atau plasenta. 

---

II. Patofisiologi

Patogenesis KPD terinfeksi melibatkan interaksi antara pecahnya membran dan infeksi/inflamasi:

1). Masuknya mikroorganisme ke ruang intraamniotik melalui serviks (asending infection) paling umum — organisme perineal/vaginal (mis. Ureaplasma spp., Mycoplasma hominis, E. coli, Streptococcus kelompok B). Mikroorganisme memicu respons inflamasi lokal. 

2). Pelepasan mediator inflamasi (IL-6, IL-8, TNF-α, MMPs) yang meningkatkan degradasi matriks kolagen pada membran (MMP-8, MMP-9) → memperlemah membran → memperpanjang atau memicu pecahnya membran (umumnya terjadi sebagai siklus: infeksi → pelemahan membran → ROM → lebih banyak kolonisasi). 

3). Inflamasi steril (tanpa bukti kultur mikroba) juga dapat terjadi — mekanisme inflamasi non-mikrobial dapat menyebabkan gambaran histologis chorioamnionitis. Oleh karena itu, diagnosis mikrobiologis dan histologis kadang tidak selaras. 

Dampak klinis meliputi: peningkatan risiko chorioamnionitis klinis, sepsis neonatal, prematuritas, hipoplasia paru (jika sangat dini), serta komplikasi maternal seperti endometritis pascapersalinan. 

---

III. Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan KPD terinfeksi

PPROM itu sendiri (risiko infeksi meningkat dengan lamanya interval sejak ROM).

Riwayat PROM sebelumnya.

Infeksi vagina/serviks sebelumnya atau vaginosis bakterialis.

Faktor sosial/behavioral: merokok, malnutrisi.

Intervensi obstetrik (amniocentesis, digital vaginal exam berulang sebelum persalinan).

Kehamilan multiple, polihidramnion, cervical surgery. 

---

IV. Tanda dan gejala klinis (maternal & fetal)

Maternal

- Lendir/cairan vaginal yang keluar (klien melaporkan sensasi basah).

- Demam maternal (>38°C) — tanda penting untuk kecurigaan chorioamnionitis.

- Nyeri uterus/perut, takikardia maternal, leukositosis.

Fetal/neonatal

- Takikardia janin (>160 bpm), perubahan pada strip CTG (variabilitas menurun).

- Risiko peningkatan infeksi neonatal (sepsis), pneumonia, dan komplikasi prematuritas. 

---

V. Kriteria diagnosis — definisi klinis chorioamnionitis (umum dipakai)

Diagnosis klinis chorioamnionitis (intraamniotic infection) biasanya berdasar kombinasi temuan klinis berikut:

Demam maternal ≥38.0°C (inti kriteria) ditambah salah satu atau lebih dari: takikardia janin (>160 bpm), nyeri uterus/nyeri tekan, keluarnya cairan ketuban berbau busuk atau purulen, atau leukositosis/peningkatan CRP. 

---

VI. Cara penegakkan diagnosis — alur klinis praktis langkah-per-langkah

1). Anamnesis lengkap: onset kebocoran cairan, lamanya ROM, gejala demam/nyeri, riwayat maternal dan kehamilan.

2). Konfirmasi ROM: pemeriksaan speculum steril untuk melihat pooling cairan; tes fern; nitrazine; jika ragu gunakan tes biomarker (PAMG-1/IGFBP-1). Jika speculum positif → diagnosis PROM; jika negatif tetapi kecurigaan tetap → PAMG-1/IGFBP-1. 

3). Penilaian untuk chorioamnionitis (KPD terinfeksi): ukur suhu maternal; CTG untuk deteksi takikardia janin; pemeriksaan abdomen; hitung darah lengkap (WBC) dan CRP; pemeriksaan cairan ketuban jika purulen; swab vagina/serviks untuk GBS & kultur. Jika ada tanda-tanda infeksi klinis → segera manajemen (lihat ringkasan manajemen). 

4). Jika dipertimbangkan, amniosentesis diagnostik untuk analisis cairan amnion (kultur aerob/anaerob, Gram, IL-6 atau procalcitonin) dapat dilakukan untuk menegakkan IAI terutama pada kasus periviable atau bila hasil akan mengubah keputusan terapi; namun ini invasif dan tidak dilakukan rutin di semua pusat. 

---

VII. Pemeriksaan penunjang — detail dan interpretasi hasil

1) Pemeriksaan bedside / speculum

Pooling cairan → temuan langsung yang paling sederhana dan diagnostik bila jelas.

Fern test: positif jika pola kristal menyerupai daun pakis; berguna tetapi dapat negatif bila cairan sedikit atau terkontaminasi.

Nitrazine (pH): pH >6,5 mendukung adanya cairan amnion; however banyak false positives (darah, semen, vaginosis). 

2) Tes biomarker vagina (rapid tests)

PAMG-1 (AmniSure) dan IGFBP-1 (Actim PROM) — sensitivitas & spesifisitas lebih baik dibanding nitrazine/fern untuk deteksi ROM bila speculum tidak meyakinkan; direkomendasikan bila hasil speculum tidak konklusif. 

3) Laboratorium maternal

CBC: leukositosis sering ditemukan pada chorioamnionitis, tetapi bisa tidak spesifik.

CRP: nilai prediktif terbatas bila digunakan sendiri; serial CRP dapat membantu memantau respon dan kecurigaan infeksi intraamniotik. Literatur modern menekankan kombinasi klinik + biomarker. 

4) Mikrobiologi

Swab vagina/serviks & GBS: penting untuk mengidentifikasi kolonisasi GBS (mempengaruhi strategi profilaksis intrapartum) dan isolasi bakteri potensial; hasil kultur membutuhkan waktu. Amniotic fluid culture (jika amniosentesis dilakukan) dapat menunjukkan agen penyebab. 

5) Amniotic fluid analyses (invasif)

Amniotic fluid IL-6, Gram stain, culture, glucose: IL-6 pada cairan amnion sangat sensitif untuk inflamasi intraamniotik; adanya mikroorganisme pada kultur = bukti infeksi mikrobiologis nyata. Namun amniosentesis tidak rutin dan dipertimbangkan bila hasil akan mengubah manajemen. 

6) Ultrasonografi (USG)

Menilai AFI / MVP (oligohidramnion mendukung ROM lama) dan kondisi janin (presentasi, pertumbuhan). 

---

VIII. Gambaran hasil penunjang — ringkasan praktis

Speculum: pooling (+) → kuat mendukung ROM.

PAMG-1 / IGFBP-1: (+) bila speculum negatif → mendukung ROM.

Demam + takikardia janin + leukositosis/↑CRP → gambaran klinis chorioamnionitis; segera bertindak.

Amniotic fluid IL-6 ↑ atau kultur positif → konfirmasi IAI/infeksi intraamniotik.

USG AFI ↓ → mendukung oligohidramnion pasca-ROM. 

---

IX. Pendekatan manajemen singkat (relevan untuk penegakkan diagnosis & tindak lanjut)

Jika chorioamnionitis klinis dicurigai/terbukti → segera manajemen: pemberian antibiotik intravena sesuai protokol (broad-spectrum untuk menutupi patogen umum termasuk GBS), percepat persalinan/induksi dan perawatan neonatal sesuai kebutuhan. ACOG menyarankan antibiotik intrapartum untuk chorioamnionitis dan persalinan segera dipertimbangankan. 

PPROM tanpa tanda infeksi (expectant management): keputusan tergantung usia gestasi; di banyak pedoman: pemberian kortikosteroid untuk maturasi paru (jika usia kehamilan sesuai), antibiotik latency regimen untuk memperpanjang latency (tergantung pedoman lokal), dan observasi ketat untuk tanda infeksi. 

---

X. Catatan praktis & keterbatasan diagnostik

Tidak semua IAI menghasilkan kultur positif — ada fenomena sterile intraamniotic inflammation; oleh karena itu kombinasi tanda klinis, biomarker, dan bila tersedia hasil cairan amnion diperlukan untuk penilaian. 

Tes bedside (nitrazine/fern) mempunyai keterbatasan sensitifitas/spesifisitas — penggunaan PAMG-1/IGFBP-1 meningkatkan akurasi konfirmasi ROM. 

---

Referensi 

1. American College of Obstetricians and Gynecologists. Prelabor rupture of membranes: ACOG Practice Bulletin No. 217. Obstet Gynecol. 2020 Mar;135(3):e80–97. Available from: https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/practice-bulletin/articles/2020/03/prelabor-rupture-of-membranes (Accessed 4 Nov 2025). 

2. American College of Obstetricians and Gynecologists. Intrapartum management of intraamniotic infection (chorioamnionitis). Committee Opinion No. (online). 2017 Aug. Available from: https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/committee-opinion/articles/2017/08/intrapartum-management-of-intraamniotic-infection (Accessed 4 Nov 2025). 

3. Royal College of Obstetricians & Gynaecologists. Care of women presenting with suspected preterm prelabour rupture of membranes from 24+0 weeks of gestation. Green-top Guideline No. 73. RCOG. (Online). Available from: https://www.rcog.org.uk/guidance/browse-all-guidance/green-top-guidelines/care-of-women-presenting-with-suspected-preterm-prelabour-rupture-of-membranes-from-24plus0-weeks-of-gestation-green-top-guideline-no-73/ (Accessed 4 Nov 2025). 

4. Carter SWD, Nuzzo A, et al. Chorioamnionitis: An Update on Diagnostic Evaluation. Biomedicines. 2023;11(11):2922. doi:10.3390/biomedicines11112922. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10669668/ (Accessed 4 Nov 2025). 

5. Dayal S. Preterm and Term Prelabor Rupture of Membranes. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532888/ (Accessed 4 Nov 2025). 

6. Feduniw S, Marczuk-Karnosinska W, Knafel A, et al. Biomarkers for pregnancy latency prediction after preterm prelabour rupture of membranes: a systematic review. J Clin Med. 2023;12(6):xxxx. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10178250/ (Accessed 4 Nov 2025). 

7. Chatzakis C, et al. Effect on perinatal outcome of prophylactic antibiotics in PPROM: systematic review & meta-analysis. Ultrasound Obstet Gynecol. 2020; (example ref — lihat pedoman RCOG/Cocharane untuk bukti terbaru). doi:10.1002/uog.21884. (Accessed 4 Nov 2025). 

8. Williams Obstetrics. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS (eds). Williams Obstetrics. 26th ed. New York: McGraw-Hill; 2020. Chapter(s) on membrane rupture, chorioamnionitis and intrapartum infection. (Accessed 4 Nov 2025). 

---

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Perlu

Suatu hari nak.. Jika kamu menyalahkan orang lain atas keadaanmu.. Jika kamu menyalahkan situasi atas kejadian yang terjadi pada dirimu... Ingatlah selalu... Dunia ini tidak hanya berpusat kepada dirimu... Kehidupanmu lah yang membuat dunia terasa bergerak pada dirimu.. Bukan Bapak memintamu untuk menyalahkan hidupmu, tetapi Bapak minta kamu berjalan bergeraklah dengan kehidupanmu itu untuk mengubah apa yang terjadi kepadamu... Mungkin ada hal yang bisa bapak ajarkan kepadamu.. Mungkin ada hal yang sempat bisa bapak contohkan kepadamu.. Tetapi masih ada banyak hal... Ada banyak ilmu.. Ada banyak pelajaran yang selalu bisa kamu pahami dan pelajari sendiri kelak.. Ingatlah selalu.. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri.. atas apa yang kita pilih.. kita lakukan.. Kita bisa sedih karena orang lain.. Kita bisa kecewa karena perbuatan orang lain.. Bahkan kita pun bisa ikut bahagia hanya karena orang lain bahagia... Lalu, kenapa bisa begitu? Itulah tadi.. Pilihanmu untuk b...

Sesingkat itu..

 Nak, kali ini bapak akan mengingatkanmu tentang konsep manners matter. Ya bagaimana manners Kita sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bagaimana attitude akan berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Sepenting itu kah. Benar. Manners Dan attitude ternyata adalah rangkaian dari habit yg harus dipupuk sejak dini. Di era dewasa ini dan kehidupan dewasa ini penting karena nantinya habit kecil kecil kitalah yg akan membuat manners Kita terhadap kejadian terhadap orang lain yang tentunya tidak akan kita ketahui ke depannya akankah menjadi takdir besar kita ataukah hanya numpang lewat saja.  Bapak pernah memberitahumu tentang memilih dengan dewasa, memilih dengan bertanggung jawab dan teknisnya seperti apa. ketika kita memilih untuk berbuat ataupun tidak berbuat tentu kita akan tahu konsekuensinya. Bapak ulangi, kita harus menakar konsekuensinya. Penyesalan adalah hal yang hadir ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ketika ada diskrepansi antara apa yang kita perhitungkan...

Kurva Lubchenko

Kurva Lubchenko adalah kurva untuk menaksir perkiraan berat badan janin pada kehamilan, apakah janin tersebut kecil sesuai atau besar dari masa kehamilan. Berikut wallpaper Hp yang dapat didownload untuk anda. Feel free to take pals.