1. Definisi
Ketuban Pecah Dini (KPD / PROM) didefinisikan sebagai robeknya selaput amniotik sebelum timbulnya tanda-tanda persalinan (kontraksi bersamaan dilatasi serviks). Jika terjadi sebelum 37 minggu disebut preterm PROM (PPROM). Jika terjadi ≥37 minggu disebut term PROM.
2. Klasifikasi menurut usia gestasi
Previable / Very preterm: sebelum batas viabilitas (varies by setting; sering <24 wk).
PPROM: 24^0⁄7 – 36^6⁄7 minggu.
PROM at term: ≥37 minggu.
(Perbedaan ini menentukan strategi manajemen; mis. kebijakan kortikosteroid, antibiotik, rujukan NICU).
3. Patofisiologi — mengapa membran pecah?
Beberapa mekanisme sering saling berkontribusi:
1). Infeksi intrauterin subklinis (meningkatkan enzim proteolitik — matriks metalloproteinase — yang merusak kolagen membran).
2). Kelemahan struktural membran akibat usia kehamilan, malnutrisi, merokok, multiparitas, atau faktor genetik.
3). Trauma mekanik — oligohidramnion kronis/hipertensi uterus/overdistensi (mis. kehamilan ganda, polihidramnion).
4). Inflamasi steril (non-infectious inflammatory processes) yang juga memicu pelepasan mediator proteolitik.
Secara umum, kombinasi infeksi + pelemahan struktural → pecahnya membran.
4. Faktor risiko (ringkasan)
Riwayat KPD sebelumnya, infeksi vagina/uretra, merokok, pembedahan serviks/cerclage, malnutrisi, kehamilan kembar, polihidramnion, manipulasi invasif (amniocentesis), dan status sosio-ekonomi rendah. (Studi sistematik & kohort terbaru mengonfirmasi faktor-faktor ini).
5. Tanda dan gejala klinis
Keluhan utamanya: keluarnya cairan per vaginam yang jernih/keruh, sensasi basah pada vagina, kurangnya gerak janin (jika oligohidramnion), atau demam bila terjadi infeksi.
Pada pemeriksaan: pooling cairan di vihina, uji nitrazine (alkalin), pola fern pada mikroskop, atau hasil positif pada tes biomarker (PAMG-1 / IGFBP-1) dapat membantu konfirmasi.
6. Kriteria diagnosis (ringkas, praktis)
1). Anamnesis: laporan kebocoran cairan persisten.
2). Pemeriksaan speculum steril: melihat pooling cairan amnion di posterior fornix atau uterus. Jika terlihat: diagnosis PROM probabilistik.
3). Tes penunjang klinis (jika speculum negatif atau ragu):
-Tes ferning (mikroskopis) → pola garpu/fern (+).
-pH test (nitrazine) → alcalinitas (pH >6.5) mendukung (bisa positif palsu).
-Tes biomarker vagina: PAMG-1 (AmniSure) atau IGFBP-1 (Actim PROM) — sensitivitas/ spesifisitas lebih tinggi daripada nitrazine/fern dan direkomendasikan saat pemeriksaan speculum tidak konklusif.
> Catatan pedoman: Diagnosis spontan rupture didasarkan pada riwayat/ditemukannya cairan di speculum; jika tidak terlihat, lakukan tes PAMG-1 / IGFBP-1 untuk mengarahkan manajemen.
7. Cara penegakan diagnosis (langkah klinis)
1). Konfirmasi usia gestasi (USG bila perlu), presentasi janin, dan kondisi maternal/fetal.
2). Speculum steril sebagai langkah awal (tanpa pemeriksaan vagina berulang bila dicurigai infeksi).
3). Lakukan tes biomarker (PAMG-1/IGFBP-1) bila speculum tidak meyakinkan. PAMG-1 umumnya memiliki nilai prediktif positif & negatif lebih baik dibanding nitrazine/fern.
8. Pemeriksaan penunjang — apa yang direkomendasikan dan gambaran hasil
A. Tes cepat di vagina / speculum
Pooling cairan: terlihat secara langsung → sangat mendukung diagnosis.
Fern test: pola kristal menyerupai fern → positif bila ada cairan amnion; bisa negatif jika cairan sedikit atau terkontaminasi.
Nitrazine (pH): pH >6.5 mendukung; banyak false positives (darah, semen, vaginosis).
B. Tes biomarker vagina
PAMG-1 (Placental alpha microglobulin-1, e.g., AmniSure): sensitivitas & spesifisitas tinggi — sangat membantu bila speculum negatif.
IGFBP-1 (Insulin-like growth factor binding protein-1): alternatif yang juga dipakai.
(Hubungan: bila positif pada pemeriksaan yang benar → kuat mendukung diagnosis PROM).
C. Laboratorium maternal
Hemogram (WBC): mungkin normal atau sedikit meningkat; bukan penentu infeksi intraamniotik.
C-reaktif protein (CRP): sering digunakan serially untuk menilai kemungkinan chorioamnionitis; peningkatan CRP berasosiasi dengan inflamasi namun tidak cukup spesifik → sebaiknya dipakai bersama tanda klinis (demam, takikardia janin) dan pemeriksaan lain. (Literatur modern menunjukkan variasi akurasi; kombinasi WBC+CRP lebih berguna).
D. Pemeriksaan mikrobiologi
Swab vagina/serviks untuk bakteri patogen / GBS (group B streptococcus) — untuk menentukan profil antibiotik saat diperlukan. Tetapi hasil kultur memerlukan waktu; keputusan manajemen sering berdasarkan klinik.
E. Ultrasonografi (USG) obstetri
Menilai volume cairan amnion (AFI / MVP): oligohidramnion mendukung diagnosis dan menilai risiko (mis. risiko kompresi tali pusar, hipoplasia paru jika sangat dini). Juga untuk konfirmasi usia gestasi dan presentasi.
F. Amniosentesis diagnostik (invasif)
Amniocentesis untuk analisis cairan amnion (kultur, procalcitonin, IL-6) dapat membantu menilai intra-amniotic infection/inflammation tetapi bersifat invasif dan jarang dilakukan rutin; dipertimbangkan pada kasus periviable/keputusan terapi kompleks.
9. Diagnosis & penilaian chorioamnionitis
Diagnosis klinis chorioamnionitis dibuat dari kombinasi faktor: demam maternal (>38°C) ditambah salah satu: takikardia janin, nyeri uterus, bau cairan ketuban purulen, atau peningkatan leukosit/CRP. Namun pedoman RCOG menyarankan kombinasi klinik + WBC + CRP + FHR untuk meningkatkan sensitivitas; tidak menggunakan satu parameter saja.
10. Gambaran hasil penunjang (ringkasan praktis)
Speculum: pooling cairan → +
Fern: ± tergantung jumlah cairan → bisa +
Nitrazine: ± (false + dengan darah / vaginosis) → interpretasi hati-hati
PAMG-1 / IGFBP-1: hasil + → mendukung kuat PROM
WBC & CRP: bila meningkat → curiga infeksi/chorioamnionitis (pakai serial dan korelasi klinis)
USG: AFI menurun → oligohidramnion; presentasi janin/usia gestasi dikonfirmasi
Kultur vagina / GBS: hasil positif → tentukan profil antibiotik neonatal & maternal
11. Ringkasan manajemen (singkat, karena fokus utama Anda adalah diagnosis)
Keputusan induksi/kelahiran dini vs expectant management bergantung pada usia gestasi, keadaan maternal/fetal, dan tanda infeksi.
Untuk PPROM jauh dari mati lepas (previable/periviable) keputusan lebih kompleks (kolaborasi maternal-fetal medicine dan neonatologi).
Antibiotik profilaksis (contoh: erythromycin atau regimen yang direkomendasikan) untuk memperpanjang latency dan mengurangi infeksi neonatal pada PPROM; kortikosteroid untuk pematangan paru jika gestasi mengindikasikan; magnesium sulfate untuk neuroproteksi bila sangat preterm saat persalinan diantisipasi. RCOG & ACOG memberikan rekomendasi spesifik usia dan regimen.
---
Referensi
1. American College of Obstetricians and Gynecologists. Prelabor rupture of membranes: ACOG Practice Bulletin No. 217. Obstet Gynecol. 2020 Mar;135(3):e80–97. doi:10.1097/AOG.0000000000003700. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32080050/ (Accessed 4 Nov 2025).
2. Royal College of Obstetricians & Gynaecologists. Care of Women Presenting with Suspected Preterm Prelabour Rupture of Membranes from 24+0 Weeks of Gestation. Green-top Guideline No. 73. RCOG; first edition (update 2022; reviewed 2024). 2019/2022. Available from: https://www.rcog.org.uk/guidance/browse-all-guidance/green-top-guidelines/care-of-women-presenting-with-suspected-preterm-prelabour-rupture-of-membranes-from-24plus0-weeks-of-gestation-green-top-guideline-no-73/ (Accessed 4 Nov 2025).
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS, editors. Williams Obstetrics. 26th ed. New York: McGraw-Hill; 2020. (Bab tentang rupture of membranes / preterm PROM). Available via AccessMedicine/McGraw-Hill. (Accessed 4 Nov 2025).
4. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) & Himpunan Kedokteran Feto-Maternal (HKFM). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Ketuban Pecah Dini (PNPK KPD). Jakarta: POGI/HKFM; 2016. PDF. Available from: https://www.pogi.or.id/wp-content/uploads/download-manager-files/PNPK-KPD%202016.pdf (Accessed 4 Nov 2025).
5. World Health Organization. National Guideline of Medical Service on Premature Rupture of Amniotic Membranes (Indonesian). WHO platform. 2016. PDF. Available from: https://platform.who.int/docs/default-source/.../IDN-MN-32-01-GUIDELINE-2016.pdf (Accessed 4 Nov 2025).
6. Dayal S. Preterm and Term Prelabor Rupture of Membranes (chapter). In: StatPearls [Internet]. 2024. (Ringkasan klinis: definisi, prognosa). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532888/ (Accessed 4 Nov 2025).
7. Carter SWD, et al. Chorioamnionitis: An Update on Diagnostic Evaluation. Biomedicines. 2023;11(11):2922. Review: diagnosis & keterbatasan biomarker (CRP, WBC, IL-6, dsb.). (Accessed 4 Nov 2025). Available from: https://www.mdpi.com/ (search: Chorioamnionitis diagnostic 2023).
8. Sistematik dan studi kohort terbaru (contoh): Lin D, et al. Risk factors for premature rupture of membranes. BMJ Open. 2024;14:e077727. (Accessed 4 Nov 2025).
---
Komentar