Secara klasik, tingkat separasi plasenta dibagi berdasarkan luas plasenta yang terlepas dan manifestasi klinis (bukan hanya dari jumlah perdarahan luar).
> Derajat separasi dapat dibagi menjadi:
Ringan (Grade 1 / derajat I)
Sedang (Grade 2 / derajat II)
Berat (Grade 3 / derajat III)
1. Abruptio Plasenta Derajat I (Ringan)
Separasi sebagian kecil dari plasenta, umumnya < 25% area plasenta.
Perdarahan vagina dapat ada atau tidak ada (bisa tersembunyi/ concealed hemorrhage).
Tonus dan nyeri uterus minimal atau tidak ada.
Tidak ada distress janin (CTG normal).
Kondisi maternal stabil, koagulasi normal.
2. Abruptio Plasenta Derajat II (Sedang)
Separasi sedang, biasanya 25–50% area plasenta.
Nyeri uterus + uterus tegang (board-like uterus).
Perdarahan bisa eksternal atau tersembunyi.
Distress janin mulai terjadi (non-reassuring fetal heart rate).
Ibu dapat menunjukkan tanda takikardia ringan, namun koagulasi masih relatif normal.
3. Abruptio Plasenta Derajat III (Berat)
Separasi > 50% area plasenta → sering terjadi hematoma retroplasental besar.
Perdarahan bisa masif, sering concealed hemorrhage.
Distress janin berat atau janin telah meninggal in utero (IUFD).
Ibu dapat mengalami:
Syok hemoragik
DIC (disseminated intravascular coagulation)
Hipotensi
Oliguria / gagal ginjal akibat hipoperfusi
---
💡 Catatan penting:
Derajat separasi tidak selalu sebanding dengan perdarahan yang tampak, karena pada banyak kasus darah terperangkap di belakang plasenta (concealed hemorrhage).
Semakin luas separasi plasenta → semakin tinggi risiko hipoksia janin dan komplikasi maternal.
---
✴ Gambaran USG (bila tampak)
Derajat Hasil USG (mungkin tampak, namun bisa normal)
I Hematoma kecil / sering tidak terdeteksi
II Hematoma retroplasental tampak
III Hematoma besar, plasenta terlepas luas, janin distress / IUFD
> USG bukan alat diagnostik utama, diagnosis abruptio tetap diagnosis klinis.
---
📌 Ringkasan tabel klinis
Derajat Separasi plasenta Janin Ibu
I < 25% Tidak distress Stabil
II 25–50% Distress janin Hemodinamik stabil
III > 50% IUFD / distress berat Risiko DIC, syok
---
Sumber Referensi
1. Brandt JS, Ananth CV, Thung SF, et al. Placental abruption: pathophysiology, epidemiology, diagnosis, and management. Am J Obstet Gynecol. 2023;228(5S):S1313–S1329.
2. Schmidt P, Skelly CL, Raines DA. Placental Abruption. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024.
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. 26th ed. New York: McGraw-Hill; 2022. (Bab: Placental Disorders/Abruption).
4. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2020.
---
Komentar