Langsung ke konten utama

Perbedaan Bad Obstetrical History (BOH) vs Recurrent Pregnancy Loss (RPL)

 

BOH adalah istilah luas yang dipakai pada praktik kebidanan (terutama di Indonesia/daerah) untuk menyatakan riwayat obstetri sebelumnya yang buruk — tidak hanya keguguran berulang tetapi juga termasuk stillbirth, IUFD (intrauterine fetal death), IUGR, neonatal death, pre-eclampsia berat, malformasi kongenital, kelahiran prematur berulang, dsb. RPL lebih spesifik: merujuk pada kejadian kehamilan yang hilang (miscarriage/pregnancy loss) berulang menurut definisi pedoman internasional (≥2 atau ≥3 kehilangan kehamilan, tergantung pedoman). Ini adalah perbedaan kunci: BOH = kategori riwayat buruk (multifaset); RPL = entitas klinis spesifik (keguguran berulang). 

---

A. Bad Obstetrical History (BOH)

1. Definisi

BOH (kadang disebut Bad Obstetric History) adalah istilah klinis yang menggambarkan riwayat obstetri sebelumnya yang tidak menguntungkan, misalnya: dua atau lebih keguguran beruntun, IUFD, kelahiran mati (stillbirth), kelahiran prematur berulang, IUGR berulang, bayi meninggal neonatal dini, atau kelainan kongenital yang signifikan pada bayi sebelumnya. Istilah ini bersifat deskriptif dan lebih umum dipakai di praktik kebidanan/lokal daripada suatu definisi internasional tunggal. 


2. Patofisiologi (gambaran umum)

Karena BOH adalah kategori riwayat, patofisiologinya bergantung pada masalah yang mendasari riwayat tersebut. Contoh penyebab yang sering muncul pada pasien BOH:

Penyakit hipertensi/PE berat pada kehamilan sebelumnya → disfungsi plasenta kronis → IUGR atau IUFD.

Riwayat kelahiran prematur berulang → faktor serviks, infeksi, atau kondisi uteroplasentaris.

Riwayat multiple congenital anomalies → kemungkinan faktor genetik/teratogen.

Riwayat keguguran berulang (lihat RPL di bawah) → kromosomal, anatomi, imunologi, hormonal, trombofilia, dsb.

Jadi patofisiologi BOH bersifat heterogen karena mencakup banyak entitas. 


3. Tanda dan Gejala

BOH sebagai riwayat sendiri tidak mempunyai tanda fisik khusus—tanda/keluhan tergantung pada masalah sebelumnya (mis. tanda preeklamsia kronis, cacat kongenital, riwayat perdarahan pada kehamilan, dsb.). Pada kehamilan saat evaluasi, pasien dengan BOH mungkin cemas, mengeluhkan keluhan kehamilan sebelumnya, atau mengalami komplikasi serupa jika penyebab tidak ditangani. 


4. Kriteria Diagnosis

BOH tidak memiliki kriteria internasional baku—diagnosisnya berdasarkan riwayat obstetri sebelumnya yang merugikan (dokumen medis sebelumnya, laporan persalinan, laporan patologi janin, rekam medis rumah sakit). Dalam laporan/skripsi, penulis harus mendefinisikan komponen BOH yang mereka gunakan (mis. BOH = ≥2 episode perinatal loss termasuk IUFD/NN death/kehamilan prematur <32 minggu). 


5. Cara Penegakkan Diagnosis (evaluasi)

Pendekatan: anamnesis mendetail + pemeriksaan rekam medis dari kehamilan/kelahiran sebelumnya, diikuti pemeriksaan spesifik tergantung temuan (lihat pemeriksaan penunjang di bawah). Fokus pada:

Dokumentasi tiap kejadian (usia kehamilan saat kejadian, diagnosis saat itu, temuan patologis).

Riwayat maternal (hipertensi, diabetes, infeksi, paparan toksin), riwayat keluarga (kromosom, kelainan genetik), dan gaya hidup.

Evaluasi ulangan pada kehamilan sekarang: USG awal, monitoring DJJ, skrining aneuploidy jika relevan. 

6. Pemeriksaan Penunjang & Gambaran Hasil

Pemeriksaan dipilih sesuai jenis BOH:

Jika ada IUFD/IUGR atau pre-eclampsia berulang: evaluasi plasenta (histopatologi), pemeriksaan tekanan darah kronis, tes proteinuria, USG doppler uteroplasenta. Hasil: cedera vaskular plasenta, insufisiensi perfusi.

Jika ada malformasi kongenital: pemeriksaan genetik parental, analisis POC, imaging pasca-lahir.

Jika ada keguguran berulang dalam riwayat (komponen RPL): ikuti protokol RPL (lihat bagian RPL).

Singkatnya, pemeriksaan disesuaikan dengan komponen BOH. 

---

B. Recurrent Pregnancy Loss (RPL) — (entitas klinis spesifik)

> Perlu ditekankan: RPL adalah subset penting yang sering masuk dalam istilah BOH (yaitu, keguguran berulang adalah salah satu bentuk BOH), tetapi RPL memiliki definisi, pedoman diagnostik, dan rekomendasi manajemen yang jelas dari organisasi internasional.


1. Definisi

ASRM / ASRM/ESHRE/US practice: RPL didefinisikan sebagai ≥2 kehamilan klinis yang gagal berturut-turut (clinical pregnancy loss dikonfirmasi oleh USG/histologi). 

RCOG / WHO (tradisional): RPL didefinisikan sebagai ≥3 keguguran beruntun; RCOG 2023 tetap memakai definisi ≥3 tetapi merekomendasikan agar pertimbangan evaluasi dapat dimulai setelah 2 kehilangan apabila ada kecurigaan patologis. 

ESHRE 2022/2023: cenderung menerima definisi ≥2 dan menekankan evaluasi komprehensif dan personalized care. 

(Praktik klinis: banyak pusat mengikuti definisi ≥2 untuk memulai investigasi—cantumkan definisi yang Anda pilih di skripsi.) 

2. Patofisiologi (utama penyebab RPL)

RPL multifaktorial — penyebab utama meliputi:

1). Genetik — aneuploidy embryo, translokasi parental (balanced translocation). Analisis POC atau CMA sering menemukan kelainan kromosom pada produk konsepsi. 

2). Anatomi uterus — septum uterinus, submukosal myoma, polip, adhesi intrauterine, insufisiensi serviks. 

3). Endokrin — gangguan tiroid (TSH abnormal), diabetes tak terkontrol, hiperprolaktinemia, gangguan ovulasi. 

4). Antiphospholipid syndrome (APS) — faktor imun dan trombotik yang jelas dikaitkan dengan RPL (kriteria laboratorium: LA, aCL, anti-β2GPI persisten). 

5). Trombofilia herediter — peran kontroversial; skrining dilakukan selektif. 

6). Infeksi — penyebab jarang; skrining infeksi harus selektif. 

7). Faktor paternal — fragmentasi DNA sperma dapat berkontribusi. 

8). Idiopatik — 30–50% kasus tetap tanpa etiologi jelas. 


3. Tanda dan Gejala

Gejala saat kejadian keguguran: perdarahan vagina, nyeri kram abdomen, hilangnya tanda kehamilan.

Secara keseluruhan pasien RPL cenderung mengalami beban psikologis (kecemasan, depresi) yang signifikan — harus dievaluasi dan ditangani. 


4. Kriteria Diagnosis

Kriteria klinis: sesuai definisi pedoman (≥2 atau ≥3 clinical pregnancy losses). Pastikan konfirmasi tiap keguguran oleh USG/histopatologi bila memungkinkan. 


5. Cara Penegakkan Diagnosis (alur investigasi rekomendasi)

Pedoman ESHRE, ASRM, RCOG merekomendasikan pendekatan sistematis pada pasangan:

1). Anamnesis & pemeriksaan fisik lengkap (riwayat reproduksi, trombosis keluarga, obat, paparan). 

2). Kariotip parental (darah perifer) — untuk mendeteksi translokasi seimbang. 

3). Analisis produk konsepsi (POC) — karyotyping atau kromosomal microarray (CMA) bila tersedia; membantu membedakan keguguran kromosomal vs non-kromosomal. 

4). Pemeriksaan anatomi uterus: TVUS, sonohysterography (SIS), HSG; hysteroscopy bila mencurigakan/untuk koreksi. 

5). Skrining antiphospholipid: lupus anticoagulant, anticardiolipin IgG/IgM, anti-β2GPI IgG/IgM (uji harus persisten ≥12 minggu untuk memenuhi kriteria APS). 

6). Pemeriksaan endokrin: TSH ± anti-TPO, HbA1c jika indikasi, prolaktin bila dicurigai. 

7). Semen analysis (termasuk SDF bila tersedia). 

8). Tes trombofilia herediter selektif (Riwayat trombosis/individu/keluarga) — bukan skrining universal menurut banyak pedoman. 


6. Pemeriksaan Penunjang — Gambaran Hasil yang Diharapkan

Kariotip parental: normal (46,XX/46,XY) atau abnormal (translokasi seimbang) — jika translokasi ditemukan → risiko perdarahan/keguguran berulang. 

Analisis POC (kariotip/CMA): aneuploidy (trisomi) → menunjukkan penyebab kromosomal kejadian keguguran tertentu. Jika POC normal → cari sebab lain (APS, anatomi, dsb). 

Antiphospholipid panel: negatif atau positif persisten → jika positif persisten → memenuhi kriteria APS; terapi jelas berbeda (aspirin + heparin selama kehamilan). 

USG/hysteroscopy: temuan septum, polip, submukosal myoma, adhesi → koreksi bedah mungkin meningkatkan outcome. 

TSH / anti-TPO: abnormal → koreksi (levotiroksin) bila hipotiroid → dapat mengurangi keguguran. 

Semen analysis / SDF: abnormal → konseling fertilitas/pilihan ART atau perbaikan gaya hidup. 

---

C. Perbedaan Praktis & Implikasi Klinik (Ringkas)

1. Ruang lingkup

BOH = istilah payung luas (meliputi berbagai kejadian obstetri buruk sebelumnya).

RPL = fenomena klinis spesifik (kehamilan yang hilang berulang). 

2. Penggunaan pedoman & protokol

RPL memiliki pedoman internasional (ESHRE, RCOG, ASRM/ACOG) dengan algoritme investigasi dan manajemen yang relatif terstruktur. 

BOH membutuhkan pendekatan yang lebih individualized: pilih pemeriksaan sesuai jenis kejadian buruk (mis. jika BOH dikarenakan preeclampsia berulang → fokus pada evaluasi vaskular/hipertensi). 

3. Dampak pada pasien & manajemen

Pasien RPL umumnya memerlukan evaluasi genetik, imunologi (APS), anatomi uterus, dan dukungan psikologis secara sistematis. 

Pasien BOH perlu ditelusuri aspek spesifik dari riwayat buruk tersebut (mis. konsultasi maternal-fetal untuk riwayat IUFD/IUGR; bedah minimal invasif untuk koreksi anatomis). 

---

Referensi

1. Pillarisetty L, StatPearls. Recurrent pregnancy loss. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554460/.

2. Royal College of Obstetricians & Gynaecologists. Recurrent Miscarriage (Green-top Guideline No. 17). London: RCOG; 2023. Available from: https://www.rcog.org.uk/guidance/browse-all-guidance/green-top-guidelines/recurrent-miscarriage-green-top-guideline-no-17/. 

3. ESHRE Guideline Group on RPL. ESHRE guideline: Recurrent pregnancy loss — Update 2022/2023. European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE); 2023. Available from: https://www.eshre.eu/guidelines-and-legal/guidelines/recurrent-pregnancy-loss. 

4. American College of Obstetricians and Gynecologists. Early Pregnancy Loss. Practice Bulletin No. [Obstet Gynecol]. 2018. Available from: https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/practice-bulletin/articles/2018/11/early-pregnancy-loss. 

5. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetrics. 25th ed. New York: McGraw-Hill; 2018. (Bab tentang Early Pregnancy Loss / Recurrent Pregnancy Loss). 

6. Tomkiewicz J, Darmochwał-Kolarz D. The Diagnostics and Treatment of Recurrent Pregnancy Loss. J Clin Med. 2023;12(14):4768. doi:10.3390/jcm12144768. 

7. Turesheva A, et al. Recurrent pregnancy loss: etiology, risk factors, diagnosis, and management — review. Int J Reprod Med / review (PMC). 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10298962/. 

8. Singh G, et al. Bad Obstetric History: A Prospective Study. J Obstet Gynaecol India. 2011; (article). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4920907/. 

9. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. 4th ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014. (Buku ajar kebidanan — referensi istilah BOH di praktik Indonesia). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Perlu

Suatu hari nak.. Jika kamu menyalahkan orang lain atas keadaanmu.. Jika kamu menyalahkan situasi atas kejadian yang terjadi pada dirimu... Ingatlah selalu... Dunia ini tidak hanya berpusat kepada dirimu... Kehidupanmu lah yang membuat dunia terasa bergerak pada dirimu.. Bukan Bapak memintamu untuk menyalahkan hidupmu, tetapi Bapak minta kamu berjalan bergeraklah dengan kehidupanmu itu untuk mengubah apa yang terjadi kepadamu... Mungkin ada hal yang bisa bapak ajarkan kepadamu.. Mungkin ada hal yang sempat bisa bapak contohkan kepadamu.. Tetapi masih ada banyak hal... Ada banyak ilmu.. Ada banyak pelajaran yang selalu bisa kamu pahami dan pelajari sendiri kelak.. Ingatlah selalu.. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri.. atas apa yang kita pilih.. kita lakukan.. Kita bisa sedih karena orang lain.. Kita bisa kecewa karena perbuatan orang lain.. Bahkan kita pun bisa ikut bahagia hanya karena orang lain bahagia... Lalu, kenapa bisa begitu? Itulah tadi.. Pilihanmu untuk b...

Sesingkat itu..

 Nak, kali ini bapak akan mengingatkanmu tentang konsep manners matter. Ya bagaimana manners Kita sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bagaimana attitude akan berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Sepenting itu kah. Benar. Manners Dan attitude ternyata adalah rangkaian dari habit yg harus dipupuk sejak dini. Di era dewasa ini dan kehidupan dewasa ini penting karena nantinya habit kecil kecil kitalah yg akan membuat manners Kita terhadap kejadian terhadap orang lain yang tentunya tidak akan kita ketahui ke depannya akankah menjadi takdir besar kita ataukah hanya numpang lewat saja.  Bapak pernah memberitahumu tentang memilih dengan dewasa, memilih dengan bertanggung jawab dan teknisnya seperti apa. ketika kita memilih untuk berbuat ataupun tidak berbuat tentu kita akan tahu konsekuensinya. Bapak ulangi, kita harus menakar konsekuensinya. Penyesalan adalah hal yang hadir ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ketika ada diskrepansi antara apa yang kita perhitungkan...

Kurva Lubchenko

Kurva Lubchenko adalah kurva untuk menaksir perkiraan berat badan janin pada kehamilan, apakah janin tersebut kecil sesuai atau besar dari masa kehamilan. Berikut wallpaper Hp yang dapat didownload untuk anda. Feel free to take pals.