Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Hamil dengan gangguan tiroid — Hipertiroidisme vs Hipotiroidisme

1) Pendahuluan singkat (kenapa penting) Gangguan tiroid (baik hipertiroid maupun hipotiroid) pada kehamilan berisiko pada ibu dan janin: keguguran, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, persalinan prematur, hingga gangguan perkembangan neurologis janin jika hipotiroidisme berat tidak ditangani. Oleh karena itu diagnosis dan pemantauan selama kehamilan sangat penting. 2) Perubahan fisiologi tiroid pada kehamilan (ringkasan) Hormon HCG menstimulasi reseptor TSH pada trimester pertama → menurunkan TSH fisiologis pada awal kehamilan. Peningkatan estrogen → peningkatan TBG → kenaikan total T4/T3; oleh karena itu interpretasi FT4/TSH harus menggunakan rentang trimester-spesifik . Jika rentang lokal tidak tersedia, pedoman menetapkan contoh rentang TSH: trimester I ~0.1–2.5 mIU/L; II ~0.2–3.0 mIU/L; III ~0.3–3.0 mIU/L (catatan: beberapa populasi menunjukkan variasi—referensi lokal lebih disukai). A. HIPERTIROIDISME PADA KEHAMILAN 1. Definisi Hipertiroidisme: keadaan klinis/k...

syarat partus pervaginam pada Kehamilan dengan Sifilis

1. Pendahuluan Sifilis pada kehamilan disebabkan oleh Treponema pallidum, yang dapat ditularkan secara transplasental dan juga kontak langsung saat persalinan pervaginam bila terdapat lesi aktif pada genitalia. Meski demikian, sifilis bukan kontraindikasi absolut untuk persalinan pervaginam, selama penanganan infeksi sudah dilakukan secara adekuat dan tidak ada indikasi obstetrik lain yang memerlukan seksio sesarea. Tujuan utama adalah: Melindungi ibu dan janin. Menghindari transmisi ke tenaga kesehatan dan bayi. Menjamin eradikasi infeksi maternal dengan terapi yang tepat sebelum atau sesudah partus. --- 2. Prinsip umum Menurut Williams Obstetrics (2022) dan ACOG Practice Bulletin No. 207 (2024): > “Mode of delivery in syphilis should be based on obstetric indications, not the infection itself. Vaginal delivery is acceptable if the mother has been adequately treated and there are no active genital lesions.” Dengan kata lain, partus pervaginam dapat dilakukan dengan syarat-syarat te...

Selective Intrauterine Growth Restriction (sIUGR / sFGR) dan Twin-to-Twin Transfusion Syndrome (TTTS).

  1. Selective Intrauterine Growth Restriction (sIUGR / sFGR) 1.1 Definisi Selective fetal growth restriction (sFGR atau sIUGR) adalah kondisi pada kehamilan kembar monokorionik (biasanya MCDA) di mana salah satu janin tumbuh signifikan lebih kecil dibandingkan janin kembar lain, biasanya didefinisikan sebagai EFW (estimated fetal weight) janin kecil < 10th percentile atau abdominal circumference (AC) <10th percentile pada usia gestasi yang sama, sering disertai perbedaan berat janin (discordance) yang klinis bermakna. sFGR terjadi pada ~10–15% kehamilan MCDA.  1.2 Patofisiologi Penyebab utama sFGR adalah pembagian plasenta yang tidak merata (unequal placental sharing) dan hubungan anastomosis vaskuler antar janin. Tergantung konfigurasi anastomosis (arterio-arterial, veno-venous, arterio-venous) dan luas daerah yang dimiliki tiap janin, sFGR dapat menunjukkan pola hemodinamik yang berbeda. Gratacós dan kolega mengelompokkan sFGR menjadi tipe berdasarkan pola Doppler umb...

Metode terminasi kehamilan (persalinan) pada ibu dengan sifilis : perabdominam vs pervaginam

1. Latar belakang Sifilis dalam kehamilan berisiko tinggi menyebabkan abortus spontan, IUFD (intrauterine fetal death), prematuritas, dan sifilis kongenital . Namun, sifilis bukan indikasi langsung terminasi kehamilan , karena infeksi Treponema pallidum dapat diobati secara efektif dengan penisilin dan hasil kehamilan bisa diselamatkan bila terapi diberikan dini. Terminasi hanya dipertimbangkan jika janin telah meninggal (IUFD) atau terjadi komplikasi maternal berat (misalnya sepsis atau kondisi obstetrik lain yang mengancam nyawa). 2. Prinsip utama Sifilis aktif bukan kontraindikasi untuk terminasi. Tujuan utama: menghindari transmisi ke tenaga kesehatan & mencegah penyebaran bakteri melalui cairan tubuh. Ibu harus mendapatkan terapi antibiotik (benzathine penicillin G) sebelum atau segera setelah tindakan terminasi untuk menghindari reaktivasi infeksi dan memutus rantai penularan. Pilih metode terminasi berdasarkan usia kehamilan, kondisi serviks, status obstetrik...

Sifilis dalam Kehamilan

  1. Definisi Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Dalam konteks kehamilan, infeksi maternal dapat ditularkan secara vertikal ke janin melalui plasenta (mother-to-child transmission, MTCT), menyebabkan morbiditas dan mortalitas perinatal (abortus, stillbirth, kelahiran prematur, pertumbuhan intrauterin terhambat, serta sifilis kongenital).  --- 2. Patofisiologi (ringkas) 1. Invasif & hemato­gen: T. pallidum menginvasi mukosa/lesi kulit pada ibu, memasuki aliran darah, dan menyebar secara sistemik. 2. Transplasental: Pada kehamilan, organisme dapat melintasi plasenta—risiko penularan meningkat pada stadium sifilis awal/aktif karena titer bakteri lebih tinggi. 3. Kerusakan janin: Infeksi janin menimbulkan peradangan pada jaringan janin (placenta, hati, paru, tulang) → dapat menyebabkan kematian janin intrauterin, kelainan struktural (lesi tulang), dan manifestasi neonatal seperti rhinitis “snuffles” dan hepatitis.  --- ...

IUGR (Intrauterine Growth Restriction / Fetal Growth Restriction) .

1. Definisi IUGR atau Fetal Growth Restriction (FGR) adalah kondisi di mana janin gagal mencapai potensi pertumbuhan intrauterin yang diharapkan untuk usia gestasinya. Secara praktis sering didefinisikan sebagai estimated fetal weight (EFW) < 10th percentile untuk usia kehamilan; tetapi perlu dibedakan dari small for gestational age (SGA) karena tidak semua SGA adalah patologis (konstitusional). Pedoman internasional juga membedakan IUGR ringan/sedang dan berat (mis. EFW < 3rd centile atau bukti disfungsi hemodinamik/abnormal Doppler). 2. Patofisiologi — ringkasan Patofisiologi IUGR bersifat multifaktorial. Mekanisme utama yang sering hadir: Insufisiensi plasenta (plasental) — kerusakan atau gangguan vascularisasi plasenta → aliran darah uteroplacental menurun → asupan oksigen dan nutrisi terhambat → penurunan pertumbuhan janin. Ini adalah penyebab tersering pada IUGR asimetris. Faktor maternal — hipertensi kronis, preeklampsia, penyakit jantung, malnutrisi kronis, mer...

Hipokalemia Berat pada Kehamilan

  Definisi Hipokalemia berat pada kehamilan adalah kondisi di mana kadar kalium dalam darah ibu hamil menurun secara signifikan, biasanya kurang dari 2,5 mEq/L. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan fungsi otot dan jantung, yang berpotensi berbahaya bagi ibu dan janin. Patofisiologi Kalium merupakan elektrolit yang sangat penting dalam tubuh, terutama untuk kontraksi otot, termasuk otot jantung. Selama kehamilan, perubahan fisiologis yang terjadi, seperti peningkatan volume cairan tubuh dan perubahan hormon, dapat mempengaruhi kadar kalium dalam darah. Beberapa faktor yang berkontribusi pada hipokalemia meliputi: Kehilangan Kalium : Muntah berlebihan pada hiperemesis gravidarum, penggunaan diuretik, atau penyakit ginjal. Redistribusi Kalium : Perubahan metabolisme dan pengaruh hormon seperti progesteron dapat menyebabkan redistribusi kalium dari darah ke dalam sel. Penurunan Asupan Kalium : Diet ibu hamil yang rendah kalium atau gangguan pencernaan yang menghambat penyer...

Infeksi Jamur pada Kehamilan: Kandidiasis Vagina

Definisi Kandidiasis vagina adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida, terutama Candida albicans, pada vagina. Infeksi ini umum terjadi selama kehamilan karena perubahan hormonal yang meningkatkan kelembapan dan pH vagina, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur . Patofisiologi Selama kehamilan, peningkatan kadar estrogen menyebabkan peningkatan glikogen pada epitel vagina, yang menjadi sumber nutrisi bagi Candida. Selain itu, perubahan pH vagina menjadi lebih asam juga dapat mempengaruhi keseimbangan mikroflora normal, memungkinkan pertumbuhan berlebih Candida . Tanda dan Gejala Vaginal discharge yang kental, putih, dan berbau tidak sedap. Gatal dan iritasi pada area genital eksternal dan internal. Rasa terbakar saat berkemih atau berhubungan seksual. Pembengkakan dan kemerahan pada vulva dan vagina. Kriteria Diagnosis Riwayat klinis yang konsisten dengan gejala di atas. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan tanda-tanda infeksi lokal. Ha...

Perkembangan ginjal dan traktus urinarius pada janin

Perkembangan ginjal dan traktus urinarius pada janin merupakan proses kompleks yang terjadi bertahap sejak awal embriogenesis. Berikut penjelasan tahap-tahapnya  1. Asal embrional Sistem urinarius (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra) berasal dari mesoderm intermediet. Struktur awalnya disebut krista urogenitalis, yang terbagi menjadi: Kord gonadalis → menjadi sistem reproduksi. Kord nefrogenik → menjadi sistem urinarius. --- 2. Tiga tahap perkembangan ginjal Ginjal berkembang dalam tiga generasi berturut-turut (craniocaudal): a. Pronefros (ginjal primitif) Muncul: minggu ke-4 kehamilan. Letak: servikal. Tidak berfungsi pada manusia (rudimenter). Menghilang dalam beberapa hari, tetapi salurannya (ductus pronefrikus) menjadi cikal bakal ductus mesonefrikus (Wolff). b. Mesonefros Muncul: akhir minggu ke-4 hingga minggu ke-8. Berfungsi sementara sebagai ginjal embrional. Terdiri dari tubulus mesonefrikus dan ductus mesonefrikus (Wolff) yang membuka ke kloaka. Pada laki-laki, sebagia...

Terminasi kehamilan dan Mode of Delivery pada Kehamilan dg CKD

Terminasi Kehamilan pada CKD A. Indikasi Terminasi Terminasi kehamilan pada pasien dengan CKD dipertimbangkan bukan sebagai kontraindikasi absolut terhadap kehamilan, tetapi sebagai intervensi medis untuk menyelamatkan nyawa ibu bila kehamilan memperburuk kondisi ginjal atau menimbulkan komplikasi berat. Indikasi utama meliputi: 1. Gagal ginjal terminal (eGFR < 15 mL/min/1,73 m²) dengan peningkatan cepat kreatinin serum dan tanda uremia berat yang tidak respons terhadap terapi konservatif. 2. Hipertensi berat dan tidak terkontrol meskipun sudah diberikan kombinasi terapi antihipertensi yang aman untuk kehamilan. 3. Preeklamsia superimposed berat dengan gangguan fungsi ginjal progresif, edema paru, atau gangguan hati. 4. Proteinuria nefrotik (> 5 g/24 jam) disertai edema refrakter dan gangguan fungsi ginjal progresif. 5. Komplikasi obstetri berat (pertumbuhan janin terhambat berat, distres janin, anhidramnion, atau IUFD) yang membuat kelanjutan kehamilan berisiko tinggi bagi ibu. ...

Chronic Kidney Disease (CKD) pada Kehamilan

 Definisi Penyakit Ginjal Kronis (PGK/CKD) adalah gangguan struktur atau fungsi ginjal yang bersifat menetap (≥3 bulan) dan berdampak pada kesehatan, diklasifikasikan menurut eGFR dan albuminuria/stadium penyakit. Dalam konteks kehamilan, PGK mencakup wanita yang sudah memiliki riwayat penyakit ginjal atau bukti gangguan fungsi/struktur ginjal sebelum atau ditemukan selama kehamilan tetapi diperkirakan telah berlangsung ≥3 bulan.  Patofisiologi (ringkasan terkait kehamilan) 1. Perubahan fisiologis kehamilan — kehamilan normal menyebabkan peningkatan aliran plasma ginjal dan peningkatan GFR (~30–50%), penurunan kreatinin serum, serta perubahan distribusi volume. Pada ginjal yang sudah sakit, kapasitas adaptasi terhadap peningkatan beban sirkulasi dan filtrasi ini berkurang, sehingga risiko penurunan fungsi ginjal dan proteinuria meningkat.  2. Hipertensi dan proteinuria — hipertensi kronik dan proteinuria yang sering menyertai CKD memperparah risiko pre-eklampsia, progresi...

Hipoplastik Left Heart Syndrome (HLHS) pada janin

1. Definisi Hipoplastik left heart syndrome (HLHS) adalah spektrum malformasi jantung kongenital yang ditandai oleh perkembangan yang berkurang atau tidak adekuat dari struktur jantung sebelah kiri — meliputi mitral valve (stenosis/atresia), ventrikel kiri hipoplastik, aortic valve (stenosis/atresia), dan aorta ascendens/arcus yang hipoplastik. Secara fungsional hasilnya adalah tidak tersedianya sirkulasi sistemik yang efektif dari sisi kiri sehingga perfusi sistemik bergantung pada sirkulasi kanan melalui duktus arteriosus dan adanya jalur atrium-ke-atrium (foramen ovale).  2. Epidemiologi Insidensi HLHS dilaporkan sekitar 8–15 kasus per 100.000 kelahiran hidup pada beberapa seri populasi, dan angka deteksi prenatal meningkat seiring meluasnya skrining jantung janin. Perubahan praktik prenatal (deteksi dan terminasi) mempengaruhi prevalensi kelahiran hidup.  Kebanyakan janin dengan HLHS lahir cukup bulan dan awalnya tampak stabil sampai duktus arteriosus menutup postpartum. D...

Adhesi pada Pasien dengan Riwayat Operasi Obstetri Berulang

Definisi Adhesi pada pasien dengan riwayat operasi obstetri berulang merujuk pada pembentukan jaringan parut atau ikatan fibrosa antara organ-organ dalam rongga perut setelah prosedur bedah obstetrik yang berulang, seperti sectio caesarea (operasi caesar) atau prosedur lainnya yang melibatkan pengangkatan atau pemotongan organ, seperti histerektomi. Adhesi ini dapat terjadi ketika jaringan yang terluka selama prosedur bedah sembuh dengan cara yang tidak normal, yaitu dengan membentuk pita jaringan yang menghubungkan organ yang seharusnya terpisah. Epidemiologi Prevalensi adhesi pasca operasi obstetrik berulang sangat tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa 55%-100% pasien yang menjalani operasi caesar berulang mengembangkan adhesi. Semakin banyak jumlah operasi caesar yang dilakukan, semakin besar kemungkinan terjadinya adhesi. Faktor risiko tambahan termasuk infeksi pasca operasi, durasi operasi yang lebih panjang, komplikasi perdarahan, serta adanya prosedur yang melibatkan manipulas...

Hydrops Fetalis pada Janin

Definisi: Hydrops fetalis adalah kondisi medis yang ditandai oleh akumulasi cairan yang berlebihan dalam dua atau lebih ruang tubuh janin, seperti rongga peritoneum, pleura, perikardium, dan subkutan. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan yang signifikan dan gangguan fungsi organ pada janin. Hydrops fetalis dapat terjadi akibat berbagai faktor yang memengaruhi sirkulasi darah atau metabolisme cairan tubuh janin. Epidemiologi: Hydrops fetalis adalah kondisi yang cukup langka namun serius pada janin. Prevalensinya diperkirakan sekitar 1 dari 2.000 kelahiran hidup, meskipun angka ini dapat bervariasi berdasarkan faktor geografis dan populasi. Hydrops fetalis dapat ditemukan baik pada janin dengan kelainan genetik maupun yang disebabkan oleh infeksi atau gangguan aliran darah. Dengan kemajuan dalam diagnosa prenatal dan pengelolaan medis, angka kelangsungan hidup janin dengan hydrops fetalis telah meningkat, meskipun masih terdapat angka mortalitas yang signifikan pada kasus berat. Pa...