1) Pendahuluan singkat (kenapa penting)
Gangguan tiroid (baik hipertiroid maupun hipotiroid) pada kehamilan berisiko pada ibu dan janin: keguguran, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, persalinan prematur, hingga gangguan perkembangan neurologis janin jika hipotiroidisme berat tidak ditangani. Oleh karena itu diagnosis dan pemantauan selama kehamilan sangat penting.
2) Perubahan fisiologi tiroid pada kehamilan (ringkasan)
- Hormon HCG menstimulasi reseptor TSH pada trimester pertama → menurunkan TSH fisiologis pada awal kehamilan.
 - Peningkatan estrogen → peningkatan TBG → kenaikan total T4/T3; oleh karena itu interpretasi FT4/TSH harus menggunakan rentang trimester-spesifik. Jika rentang lokal tidak tersedia, pedoman menetapkan contoh rentang TSH: trimester I ~0.1–2.5 mIU/L; II ~0.2–3.0 mIU/L; III ~0.3–3.0 mIU/L (catatan: beberapa populasi menunjukkan variasi—referensi lokal lebih disukai).
 
A. HIPERTIROIDISME PADA KEHAMILAN
1. Definisi
Hipertiroidisme: keadaan klinis/kimiawi akibat produksi hormon tiroid berlebih (T4/T3 tinggi dan TSH rendah) selama kehamilan. Penyebab tersering pada wanita usia reproduksi: penyakit Graves (autoimun); penyebab lain: nodul toksik, tiroiditis (postviral/transient), iatrogenik.
2. Patofisiologi (ringkas)
- Pada Graves: autoantibodi TSH-receptor (TRAb) merangsang kelenjar tiroid → produksi T4/T3 berlebih; antibodi ini bisa menembus plasenta → mempengaruhi janin.
 - HCG dapat memicu atau memperparah thyrotoxicosis gestasional sementara pada trimester I.
 
3. Tanda & gejala
- Palpitasi, takikardia, tremor, penurunan berat badan meski nafsu makan meningkat, intoleransi panas, diaforesis, kelelahan, insomnia, oligomenore/amenore (sebelum kehamilan). Pada kehamilan gejala dapat tumpang tindih dengan gejala kehamilan sehingga diagnosa harus dengan pemeriksaan laboratorium. Risiko maternal: gagal jantung, preeklampsia; risiko janin: IUGR, prematur, gugur, hipertiroidisme neonatal (jika TRAb positif).
 
4. Kriteria/penegakan diagnosis
- Laboratorium utama: TSH tertekan (rendah) + FT4 dan/atau FT3 elevasi → menegakkan hipertiroidisme overt.
 - Jika TSH rendah tetapi FT4 normal → evaluasi untuk subklinis (perhatikan trimester-specific ranges).
 - Pemeriksaan tambahan untuk etiologi: TRAb (TSH receptor antibody) untuk mendeteksi Graves; TPO-Ab bila dicurigai autoimun; radioisotop tidak digunakan saat hamil. Ultrasonografi tiroid (besar/goitre, nodul) bila perlu.
 - Untuk membedakan thyrotoxicosis gestasional transient (diabetes HCG-mediated) vs Graves: pada thyrotoxicosis gestasional biasanya TRAb negatif, gejala cenderung ringan/transien dan mulai membaik setelah trimester pertama.
 
5. Pemeriksaan penunjang — gambaran hasil
- TSH: < trimester-reference (mis. sangat rendah, <0.1 mIU/L pada overt).
 - Free T4 / Free T3: ↑ pada overt; FT3 sering lebih spesifik pada nodular/toxic.
 - TRAb: positif pada Graves; besar relevansi prediktif untuk hipertiroidisme neonatal jika meningkat.
 - ECG: sinus takikardia ± perubahan lain pada kasus berat.
 - USG tiroid: pembesaran difus pada Graves; nodul jika nodular toxic.
 - Catatan klinis: diagnosis badai tiroid (thyroid storm) klinis darurat — demam tinggi, takikardia ekstrim, agitasi, ensefalopati — memerlukan tatalaksana segera.
 
6. Pengelolaan singkat (ringkasan untuk skripsi)
- Obat antitiroid (ATD): Propylthiouracil (PTU) direkomendasikan pada trimester 1 (karena risiko teratogenik methimazole seperti aplasia kulit/choanal atresia dilaporkan), kemudian alih ke methimazole (MMI) pada trimester 2–3 untuk mengurangi risiko hepatotoksisitas PTU. Dosis minimal efektif; pantau TFT setiap 2–4 minggu sampai stabil, lalu tiap 4–6 minggu.
 - Beta-blocker (mis. propranolol, atenolol hati-hati): untuk kontrol simptomatik (palpitasi) dalam jangka pendek—hindari penggunaan jangka panjang karena risiko IUGR/bradikardia janin (pilih yang paling aman dan dosis minimal).
 - Iodine (lugol) / solusi iodida: kadang dipakai pre-op atau pada badai tiroid (untuk menurunkan sekresi hormon), tetapi hati-hati dan jangan diberikan sebelum ATD efektif.
 - Radioaktif iodium (RAI): kontraindikasi pada kehamilan.
 - Operasi (tiroidectomi): dipertimbangkan bila intoleransi/efektivitas ATD buruk atau dalam kasus besar nodular toksik; idealnya dilakukan di trimester kedua.
 - Pemantauan janin: USG pertumbuhan, pemantauan denyut janin; jika ibu TRAb tinggi → uji TRAb pada 20–24 minggu dan pertimbangkan pemeriksaan fetal (takikardia, goiter fetal).
 
B. HIPOTIROIDISME PADA KEHAMILAN
1. Definisi
Hipotiroidisme: keadaan insufisiensi hormon tiroid; pada kehamilan dibedakan menjadi overt hypothyroidism (OH) (TSH tinggi + FT4 rendah) dan subclinical hypothyroidism (SCH) (TSH ↑, FT4 normal). Penyebab tersering: Hashimoto (autoimun) dan defisiensi yodium pada beberapa populasi.
2. Patofisiologi (ringkas)
- Kekurangan T4 maternal menyebabkan kurangnya suplai hormon tiroid pada janin selama trimester pertama (janin bergantung pada hormon maternal) → risiko gangguan perkembangan neurologis jika defisiensi berat/berlangsung. Autoantibodi (TPO-Ab) menunjukkan autoimunitas dan berhubungan dengan risiko perkembangan hipotiroidisme.
 
3. Tanda & gejala
- Lelah, intoleransi dingin, konstipasi, penambahan berat badan, kulit kering, bradikardia; selama kehamilan gejala dapat samar/tumpang tindih (e.g., kelelahan). Komplikasi: anemia, preeklamsia, perdarahan postpartum, kelahiran prematur, IUGR, penurunan fungsi kognitif anak bila tidak diobati berat.
 
4. Kriteria/penegakan diagnosis
- OH: TSH ↑ di atas trimester-specific upper limit + FT4 ↓ → diagnosa overt.
 - SCH: TSH ↑ (tetapi FT4 normal). Kebijakan terapi SCH selama hamil agak kontroversial; banyak pedoman (ATA/ACOG/RCOG) merekomendasikan pertimbangan terapi terutama jika TPO-Ab positif atau TSH di atas batas tertentu (pedoman lokal berbeda). Jika TSH > upper trimester limit dan/atau TPO-Ab positif → pertimbangkan levothyroxine.
 
5. Pemeriksaan penunjang — gambaran hasil
- TSH: ↑ (mis. > trimester-specific upper limit; bila laboratorium lokal tidak tersedia: rujukan ATA—trimester I >2.5 mIU/L dianggap abnormal pada pedoman lama, namun ATA 2017 menekankan menggunakan rentang lokal; bila tidak tersedia, beberapa pedoman menyarankan TSH >4.0 mIU/L sebagai acuan konservatif).
 - FT4: rendah pada OH; normal pada SCH.
 - TPO-Ab: positif pada Hashimoto; keberadaan antibodi meningkatkan kemungkinan progresi ke OH dan menurunkan threshold untuk memulai terapi.
 
6. Pengelolaan singkat (ringkasan)
- Levothyroxine (LT4): terapi utama. Pada wanita yang sudah menggunakan LT4 sebelum hamil → naikkan dosis segera (umumnya peningkatan ~25–30%—mis. tambahan 25–30 µg/hari atau 2 tambahan tablet per minggu) begitu diketahui hamil, kemudian pantau TSH tiap 4 minggu sampai stabil. Untuk pasien baru: mulai dosis berdasarkan berat badan dan tingkat elevasi TSH/FT4 (contoh: 1.6 µg/kg/hari pada non-gestasional; pada kehamilan dosis awal bisa lebih tinggi bila defisiensi berat). Tujuan: TSH di dalam rentang trimester-specific (ideal).
 - Pemantauan: TSH setiap 4 minggu sampai stabil, kemudian tiap trimester minimal. Jika TPO-Ab positif dan SCH, banyak pedoman merekomendasikan pertimbangan memulai LT4 atau pemantauan ketat.
 - Iodium: suplementasi yodium pada kehamilan dianjurkan (150 µg/hari) bila kebutuhan asupan tidak tercukupi; namun hindari asupan berlebih.
 
3) Perbedaan klinis & penatalaksanaan penting (ringkas perbandingan)
- Etiologi tersering: Hipertiroidisme → Graves; Hipotiroidisme → Hashimoto / defisiensi yodium.
 - Diagnosis laboratorium: Hipertiroid: ↓TSH + ↑FT4/FT3; Hipotiroid: ↑TSH + ↓FT4 (atau ↑TSH + FT4 normal = subklinis).
 - Pengobatan: Hipertiroid → ATD (PTU pertama trimester → pindah ke MMI); Hipotiroid → levothyroxine. Kedua kondisi memerlukan pemantauan TFT lebih sering daripada populasi non-hamil.
 
4) Pemeriksaan yang direkomendasikan selama kehamilan (ringkasan praktis)
- TSH + FT4 pada pemeriksaan awal prenatal bila riwayat penyakit tiroid atau gejala; jika positif, tindak lanjuti dengan TRAb/TPO-Ab sesuai indikasi. (Pedoman: ACOG/ATA/RCOG).
 - Monitoring TSH tiap 4 minggu sampai stabil pada terapi levothyroxine atau setelah inisiasi/penyesuaian ATD.
 - Jika TRAb tinggi → pantau fetal thyroid (USG fetal untuk goiter, denyut jantung fetal/ takikardia) dan pertimbangkan rujukan ke endokrinologi/obstetri feto-maternal.
 
5) Catatan untuk penulisan skripsi (metodologi & sumber)
- Gunakan rentang referensi TSH trimester-spesifik dari laboratorium yang sama dengan data Anda; jika tidak tersedia, cantumkan pedoman rujukan (ATA/ACOG) dan jelaskan keterbatasan.
 - Untuk pembahasan epidemiologi/insidensi gunakan studi terbaru/metaanalisis populasi setempat atau regional (Scopus/SINTA). Contoh studi prevalensi sistematik terbaru disertakan di referensi.
 
Daftar Pustaka (Vancouver — siap pakai)
- 
American College of Obstetricians and Gynecologists. Thyroid Disease in Pregnancy. ACOG Practice Bulletin No. 223. Obstet Gynecol. 2020 May. Available from: ACOG Practice Bulletin (PDF).
 - 
Alexander EK, Pearce EN, Brent GA, Brown RS, Chen H, Dosiou C, et al. 2017 Guidelines of the American Thyroid Association for the Diagnosis and Management of Thyroid Disease During Pregnancy and the Postpartum. Thyroid. 2017;27(3):315–389.
 - 
Williams Obstetrics. Endocrine disorders in pregnancy (Thyroid chapter). 26th ed. McGraw-Hill; 2020–2024. (Akses bab “Thyroid Physiology and Pregnancy”).
 - 
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG). Management of Thyroid Disorders in Pregnancy (Green-top Guideline No. 76). London: RCOG; 2025 (updated guideline document/consultation PDF 2023–2025).
 - 
Lee SY, Pearce EN. Assessment and treatment of thyroid disorders in pregnancy and the postpartum: an update. Nat Rev Endocrinol. 2022;18:158–172. (Review article).
 - 
Puthiyachirakal MA, et al. Overview of thyroid disorders in pregnancy. J Endocrinol Metab Clin. 2025; (review, PMC).
 - 
Nigatie M, et al. Prevalence of thyroid dysfunction among pregnant women: systematic review and meta-analysis. (SciDirect) 2024.
 - 
Vadini V, et al. Thyroid storm in pregnancy: a review. Thyroid Research. 2024; (open access).
 - 
Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Edisi revisi (Ilmu Kebidanan / buku teks obstetri Indonesia). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2017. (Gunakan untuk tinjauan klinis lokal dan terminologi obstetri).
 - 
American Thyroid Association. Guidelines and statements 2011/2017 (as cited) — pedoman interpretasi TSH trimester-specific dan rekomendasi target pengobatan.
 
Komentar