Gestational Diabetes Mellitus (GDM) adalah gangguan toleransi glukosa yang pertama kali terdeteksi atau berkembang selama kehamilan. GDM merupakan salah satu komplikasi medis kehamilan yang paling umum dan dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin secara signifikan.
Definisi
GDM didefinisikan sebagai intoleransi glukosa yang terdiagnosis atau pertama kali dikenali selama kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga, pada wanita yang sebelumnya tidak memiliki riwayat diabetes tipe 1 atau tipe 2 . Kondisi ini dibedakan menjadi dua kelas:
Kelas A1: GDM yang dapat dikendalikan dengan perubahan gaya hidup tanpa memerlukan obat.
Kelas A2: GDM yang memerlukan terapi farmakologis, seperti insulin atau obat oral, untuk mencapai kontrol glikemik .
Patogenesis dan Patofisiologi
Kehamilan memicu peningkatan resistensi insulin sebagai adaptasi fisiologis untuk memastikan suplai glukosa yang cukup bagi janin. Namun, pada individu dengan predisposisi genetik atau faktor risiko tertentu, mekanisme kompensasi ini tidak memadai, mengarah pada GDM. Hormon plasenta seperti human placental lactogen (hPL) dan progesteron berperan dalam meningkatkan resistensi insulin .
Patofisiologi GDM melibatkan dua mekanisme utama:
1. Resistensi Insulin: Penurunan respons jaringan terhadap insulin, menghambat transpor glukosa ke dalam sel.
2. Disfungsi Sel Beta Pankreas: Penurunan sekresi insulin yang tidak memadai untuk mengatasi peningkatan kebutuhan selama kehamilan .
Kedua mekanisme ini saling berinteraksi, memperburuk kontrol glikemik dan meningkatkan risiko komplikasi.
Patomekanisme
Pada GDM, hormon plasenta seperti hPL dan kortisol meningkatkan lipolisis, menghasilkan asam lemak bebas yang menginduksi resistensi insulin melalui aktivasi protein kinase C. Selain itu, penurunan adiponektin dan peningkatan leptin berkontribusi pada gangguan sinyal insulin .
Disfungsi sel beta pankreas pada GDM juga dipengaruhi oleh stres retikulum endoplasma, penurunan ekspresi PDX1, dan gangguan mitokondria, yang mengarah pada penurunan sekresi insulin yang efisien .
Tanda dan Gejala
Sebagian besar wanita dengan GDM tidak menunjukkan gejala khas. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:
Poliuria (sering buang air kecil)
Polidipsia (haus berlebihan)
Polifagia (lapar berlebihan)
Kelelahan
Penglihatan kabur
Gejala ini seringkali ringan dan dapat diabaikan, sehingga pemeriksaan rutin sangat penting untuk deteksi dini.
Penegakan Diagnosis
Diagnosis GDM dilakukan melalui tes toleransi glukosa oral (OGTT). ACOG merekomendasikan prosedur dua langkah:
1. Tes Skrining Awal: 50g glukosa oral, diikuti pengukuran kadar glukosa plasma setelah 1 jam.
2. Tes Konfirmasi: Jika hasil skrining ≥140 mg/dL, dilakukan tes 100g glukosa oral, dengan pengukuran glukosa pada 1, 2, dan 3 jam. Diagnosis GDM ditegakkan jika dua atau lebih nilai glukosa memenuhi kriteria diagnostik .
---
Tatalaksana
1. Perubahan Gaya Hidup
Diet Seimbang: Konsultasi dengan ahli gizi untuk merencanakan pola makan yang tepat.
Aktivitas Fisik: Olahraga ringan seperti jalan kaki dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah.
2. Terapi Farmakologis
Insulin: Digunakan jika kontrol glikemik tidak tercapai dengan perubahan gaya hidup.
Obat Oral: Metformin dan gliburida dapat dipertimbangkan, meskipun insulin tetap menjadi pilihan utama .
3. Pemantauan Rutin
Pemantauan Glukosa Darah: Secara teratur untuk menilai efektivitas pengobatan.
Pemantauan Janin: USG dan pemantauan gerakan janin untuk mendeteksi komplikasi dini.
Komplikasi dalam Kehamilan
GDM dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik bagi ibu maupun janin:
1. Komplikasi Ibu
Preeklampsia
Infeksi saluran kemih
Persalinan prematur
Risiko tinggi untuk berkembang menjadi diabetes tipe 2 pasca persalinan .
2. Komplikasi Janin
Makrosomia (berat lahir tinggi)
Hipoglikemia neonatus
Jaundice
Gangguan pernapasan
Risiko obesitas dan diabetes tipe 2 di masa depan .
Kesimpulan
Gestational Diabetes Mellitus merupakan kondisi yang memerlukan perhatian serius selama kehamilan. Deteksi dini melalui skrining rutin, pengelolaan yang tepat melalui perubahan gaya hidup dan terapi farmakologis, serta pemantauan yang cermat dapat mengurangi risiko komplikasi bagi ibu dan janin. Konsultasikan dengan tenaga medis untuk penanganan yang sesuai dan terintegrasi.
Referensi
1. American College of Obstetricians and Gynecologists. Practice Bulletin No. 190: Gestational Diabetes Mellitus. Obstet Gynecol. 2018;131(2):e49-e64.
2. Rodriguez BSQ. Gestational Diabetes. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024.
3. Sweeting A. Clinical Update on Gestational Diabetes Mellitus. Endocrinol Metab Clin North Am. 2022;43(5):763-776.
4. Erkul A. Complications of Gestational Diabetes: An Overview. J Endocrinol Metab Sci. 2024;9(1):174.
5. American College of Obstetricians and Gynecologists. Gestational Diabetes. [Internet]. Available from: https://www.acog.org/topics/gestational-diabetes
6. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Diagnosis and Treatment of Gestational Diabetes. [Internet]. Available from: https://www.rcog.org.uk/guidance/browse-all-guidance/scientific-impact-papers/diagnosis-and-treatment-of-gestational-diabetes-scientific-impact-paper-no-23/
7. Kytö M, et al. Supporting Management of G
estational Diabetes with Comprehensive Self-Tracking: Mixed-Method Study of Wearable Sensors. [Internet]. Available from: https://arxiv.org/abs/2309.07437
Komentar