Sindrom Antifosfolipid (APS) adalah gangguan autoimun yang ditandai dengan kecenderungan pembekuan darah yang meningkat, baik di arteri maupun vena. Diagnosis APS dilakukan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium yang telah dikembangkan melalui berbagai konsensus. Dua kriteria yang paling banyak digunakan dalam praktik klinis adalah Kriteria Sapporo dan Kriteria Sidney. Meskipun keduanya bertujuan untuk mendiagnosis APS, terdapat beberapa perbedaan utama antara keduanya.
I. Kriteria Sapporo (1999)
Kriteria Sapporo adalah kriteria pertama yang digunakan untuk diagnosis APS, yang diperkenalkan pada tahun 1999 oleh konsensus yang diadakan di Sapporo, Jepang. Kriteria ini digunakan secara luas dan mencakup dua kategori utama: kriteria klinis dan laboratorium.
A. Kriteria Klinis (Sapporo)
1. Trombosis Vaskular:
Pembekuan darah yang terjadi pada arteri atau vena, yang dapat menyebabkan infark miokard, stroke, trombosis vena dalam, dll.
2. Komplikasi Kehamilan:
Keguguran berulang: Kehilangan dua atau lebih kehamilan berturut-turut pada usia kehamilan <10 minggu.
Preeklampsia parah: Preeklampsia yang berkembang sebelum 34 minggu, disertai dengan kerusakan organ atau perdarahan.
Pertumbuhan janin terhambat (IUGR): Gangguan aliran darah ke plasenta yang menyebabkan janin tidak berkembang dengan baik.
Kelahiran prematur: Kelahiran lebih awal dari 34 minggu yang disebabkan oleh komplikasi plasenta.
B. Kriteria Laboratorium (Sapporo)
1. Lupus Antikoagulan (LA):
Tes untuk mendeteksi lupus antikoagulan dalam darah ibu, yang mengganggu proses koagulasi.
2. Antibodi Anticardiolipin (aCL):
Tes darah untuk mengukur antibodi anticardiolipin, yang menyerang cardiolipin, fosfolipid dalam membran sel.
3. Antibodi Anti-β2-Glikoprotein I (anti-β2GPI):
Tes untuk mendeteksi antibodi yang berikatan dengan β2-glikoprotein I, komponen penting dalam mekanisme pembekuan darah.
Diagnosis APS (Sapporo) memerlukan minimal satu kriteria klinis (trombosis atau komplikasi kehamilan) dan satu kriteria laboratorium (lupus antikoagulan, aCL, atau anti-β2GPI), yang keduanya harus diuji dua kali, dengan interval minimal 12 minggu antara pemeriksaan.
---
II. Kriteria Sidney (2006)
Pada tahun 2006, kriteria Sidney diperkenalkan oleh konsensus internasional untuk memperbarui kriteria Sapporo dan memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai diagnosis APS. Kriteria Sidney sebagian besar memperjelas dan menyempurnakan definisi sebelumnya dan mengadaptasi pemahaman yang lebih rinci mengenai APS.
A. Perbedaan Utama pada Kriteria Sidney
1. Penekanan pada Pembekuan Darah (Trombosis):
Trombosis harus terkonfirmasi dengan pemeriksaan pencitraan medis yang sesuai, seperti CT scan atau MRI.
Kriteria Sidney menekankan bahwa trombosis yang terdeteksi pada dua tempat berbeda atau pada waktu yang berbeda harus dipertimbangkan dalam diagnosis.
2. Definisi Keguguran dan Komplikasi Kehamilan:
Keguguran berulang kini lebih diperinci dalam definisinya, yaitu kehilangan dua kehamilan berturut-turut yang terjadi sebelum usia 10 minggu, atau satu keguguran pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu, dengan preeklampsia atau IUGR sebagai komplikasi.
3. Antibodi Antifosfolipid:
Kriteria Sidney tetap menyertakan antibodi Lupus Antikoagulan (LA), Anticardiolipin (aCL), dan Anti-β2GPI, tetapi dengan penguatan pengujian antibodi yang lebih ketat, yaitu tes harus dilakukan pada dua kesempatan berbeda dengan interval minimal 12 minggu di antara keduanya.
4. Durasi Pengujian Antibodi:
Kriteria Sidney memberikan klarifikasi bahwa tes antibodi antiphospholipid harus dilakukan pada dua kesempatan yang terpisah, dengan minimal interval 12 minggu antara tes pertama dan kedua.
B. Perubahan dan Peningkatan
Kriteria Sidney juga mengusulkan definisi yang lebih ketat mengenai bagaimana antibodi antiphospholipid harus diuji untuk memastikan diagnosis yang lebih akurat. Hal ini membuat pengujian lebih standar dan memungkinkan diagnosis yang lebih tepat.
Pada Kriteria Sidney, status trombosis dan komplikasi kehamilan yang terjadi lebih dari satu kali dianggap lebih kuat sebagai dasar diagnosis.
---
III. Perbedaan Utama antara Kriteria Sapporo dan Sidney
Aspek Kriteria Sapporo (1999) Kriteria Sidney (2006)
Kriteria Klinis Trombosis dan komplikasi kehamilan. Trombosis dan komplikasi kehamilan dengan definisi yang lebih ketat.
Definisi Keguguran Kehilangan 2 atau lebih kehamilan berturut-turut <10 minggu. Kehilangan 2 atau lebih kehamilan berturut-turut <10 minggu atau 1 keguguran >10 minggu dengan preeklampsia atau IUGR.
Pentingnya Pengujian Ulang Harus diuji dua kali, interval 12 minggu. Harus diuji dua kali, interval 12 minggu, dengan klarifikasi pengujian antibodi yang lebih ketat.
Definisi Trombosis Pembekuan darah pada pembuluh darah arteri atau vena. Trombosis terkonfirmasi melalui pencitraan medis, dan harus terjadi di dua tempat berbeda atau pada waktu yang berbeda.
Pengujian Antibodi LA, aCL, anti-β2GPI. LA, aCL, anti-β2GPI, dengan definisi pengujian yang lebih ketat dan durasi pengujian yang lebih jelas.
---
IV. Kesimpulan
1. Kriteria Sapporo adalah pedoman dasar yang pertama kali digunakan untuk mendiagnosis APS, fokus pada trombosis dan komplikasi kehamilan, dan memerlukan tes antibodi antiphospholipid yang dilakukan dua kali dengan interval 12 minggu.
2. Kriteria Sidney memperbarui dan memperjelas definisi dari Kriteria Sapporo, dengan penekanan pada validasi trombosis melalui pencitraan dan definisi yang lebih jelas mengenai komplikasi kehamilan serta pengujian antibodi antiphospholipid yang lebih ketat.
Meskipun Kriteria Sidney lebih modern dan lebih detail, keduanya tetap memiliki kegunaan yang luas dalam diagnosis APS.
Referensi
1. Gharavi AE, et al. "The classification criteria for the antiphospholipid syndrome." Annals of the Rheumatic Diseases. 2000; 59(11): 139-143.
2. Miyakis S, et al. "International consensus statement on an update of the classification criteria for definite antiphospholipid syndrome (APS)." Journal of Thrombosis and Haemostasis. 2006; 4(2): 295-306.
3. Williams Obstetrics, 25th Edition. McGraw-Hill Education; 2018.
4. Sarwono, S. Prawirohardjo. Buku Ajar Obstetri. Jakarta: EGC; 2020.
5. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG). Green-top Guideline No. 37: Antiphospholipid Syndrome in Pregnancy. 2020.
6. Petri, M., et al. "Systemic Lupus Erythematosus and Pregnancy: A Review of the Literature." Journal of Clinical Rheumatology. 2020; 26(2): 88-96.
Komentar