Langsung ke konten utama

Ketoasidosis pada Kehamilan dengan Diabetes Mellitus

 Definisi

Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah suatu kondisi metabolik yang serius yang terjadi akibat kekurangan insulin, yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, produksi keton berlebih, dan asidosis metabolik. Pada kehamilan, kondisi ini terjadi pada ibu dengan diabetes mellitus (DM) tipe 1, tipe 2, atau diabetes gestasional yang tidak terkontrol. Ketoasidosis pada kehamilan dapat berbahaya bagi ibu dan janin jika tidak segera ditangani.

---

Patofisiologi

Pada diabetes mellitus, kekurangan insulin menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan efektif, memicu peningkatan kadar glukosa dalam darah. Sebagai respons terhadap keadaan ini, tubuh mulai memecah lemak untuk menghasilkan energi, yang menghasilkan asam keton (termasuk asetoasetat, aseton, dan beta-hidroksibutirat). Penumpukan keton dalam darah menyebabkan asidosis metabolik. Pada kehamilan, perubahan fisiologis seperti peningkatan insulin resistance, terutama pada trimester kedua dan ketiga, meningkatkan risiko terjadinya KAD pada wanita dengan diabetes.

---

Tanda dan Gejala

Gejala ketoasidosis diabetikum pada kehamilan meliputi:

Poliuria dan polidipsia: Peningkatan buang air kecil dan rasa haus yang berlebihan.

Mual dan muntah: Umumnya terjadi sebagai akibat dari asidosis.

Nyeri perut: Dapat dirasakan pada daerah epigastrium.

Kelelahan dan kebingungan: Akibat dari perubahan metabolik.

Napas cepat dan dalam (napas Kussmaul): Respons tubuh terhadap asidosis.

Bau napas seperti buah: Terjadi akibat aseton yang dilepaskan melalui napas.

Takikardia dan hipotensi: Terjadi karena dehidrasi dan peredaran darah yang terganggu.

---

Kriteria Diagnosis

Kriteria diagnosis ketoasidosis diabetikum pada kehamilan berdasarkan pedoman dan literatur terkini mencakup:

1. Glukosa darah: >200 mg/dL (11,1 mmol/L).

2. Ketonemia: >3 mmol/L atau ketonuria >2+.

3. pH darah: <7,3 atau serum bikarbonat <15 mmol/L.

4. Anion gap: >10 mEq/L.

5. Gas darah arteri: Asidosis metabolik (pCO2 <20 mmHg, HCO3 <15 mmol/L).

---

Cara Penegakan Diagnosis

Proses penegakan diagnosis ketoasidosis diabetikum pada kehamilan melibatkan kombinasi anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:

1. Anamnesis

Riwayat diabetes mellitus yang tidak terkontrol.

Faktor pencetus seperti infeksi, stres, atau penghentian insulin.

2. Pemeriksaan Fisik

Evaluasi tanda-tanda klinis seperti hiperventilasi (napas Kussmaul), penurunan kesadaran, dehidrasi, dan tekanan darah rendah.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Glukosa darah: Untuk menilai tingkat hiperglikemia.

Ketonemia dan ketonuria: Untuk mendeteksi keberadaan keton dalam darah dan urin.

Gas darah arteri: Untuk menentukan pH dan tingkat asidosis.

Elektrolit serum: Untuk memantau keseimbangan elektrolit, terutama kalium yang dapat mengalami gangguan.

---

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang penting untuk diagnosis dan manajemen KAD meliputi:

1. Glukosa darah: Untuk memantau kadar gula darah yang sangat tinggi.

2. Ketonemia dan ketonuria: Pemeriksaan ini mengidentifikasi keton dalam darah dan urin.

3. Gas darah arteri: Menilai status asam-basa (pH darah, bikarbonat).

4. Elektrolit serum: Memantau keseimbangan kalium, natrium, dan klorida.

5. Urin lengkap: Untuk menilai fungsi ginjal dan mendeteksi infeksi saluran kemih.

---

Prinsip Tatalaksana

Tatalaksana ketoasidosis diabetikum pada kehamilan bertujuan untuk:

1. Mengatasi hiperglikemia dan mencegah ketosis lebih lanjut.

2. Mengoreksi asidosis dengan menormalkan pH darah.

3. Memulihkan volume cairan tubuh untuk mengatasi dehidrasi.

4. Memantau kesejahteraan janin selama pengobatan.

---

Pengelolaan Cairan

1. Rehidrasi

Rehidrasi adalah langkah pertama dalam tatalaksana KAD, karena ibu biasanya mengalami dehidrasi akibat peningkatan buang air kecil dan muntah.

Kondisi ringan hingga sedang: Mulai dengan pemberian cairan normal saline (NaCl 0,9%) atau ringer laktat dengan dosis 1 liter dalam 1 jam pertama, kemudian 500 ml per jam selama 4 jam pertama. Setelah itu, penggantian cairan dapat dilakukan berdasarkan hasil pemantauan elektrolit.

Kondisi berat (shock, hipotensi): Cairan diberikan lebih cepat, yaitu 2-4 liter dalam 1-2 jam pertama, kemudian dilanjutkan dengan larutan penggantian elektrolit yang sesuai.

2. Pemantauan Elektrolit

Kadar kalium serum harus dipantau dengan hati-hati. Jika kadar kalium serum lebih dari 3,5 mmol/L, pemberian kalium dalam cairan infus dapat dimulai (biasanya sekitar 20 mEq per liter cairan). Jika kadar kalium <3,5 mmol/L, kalium harus diberikan sebelum insulin, karena insulin dapat menurunkan kadar kalium lebih lanjut.

---

Pengobatan Insulin

1. Insulin Intravena

Pemberian insulin merupakan komponen penting dalam penurunan kadar glukosa darah dan memperbaiki ketosis.

Dosis awal: Insulin diberikan sebagai bolus 0,1 unit/kg berat badan, diikuti dengan infus kontinu 0,1 unit/kg/jam.

Penurunan Glukosa: Penurunan kadar glukosa darah harus dilakukan secara bertahap (sekitar 50-75 mg/dL per jam) untuk mencegah komplikasi hipoglikemia yang berbahaya pada janin.

Pemantauan: Glukosa darah dan keton harus dipantau setiap jam selama terapi insulin.

2. Penyesuaian Dosis

Dosis insulin dapat disesuaikan berdasarkan kadar glukosa darah. Terapi insulin biasanya terus dilanjutkan sampai ketosis teratasi, pH darah kembali normal, dan pasien stabil.

---

Koreksi Asidosis

Koreksi asidosis dilakukan dengan pengaturan pH darah dan pemulihan metabolisme.

Bikarbonat: Pemberian bikarbonat jarang diperlukan kecuali jika pH darah <6,9. Penggunaan bikarbonat dapat mengubah keseimbangan elektrolit, jadi harus diberikan dengan hati-hati dan dengan pemantauan ketat.

---

Pengelolaan Infeksi

Infeksi adalah pencetus utama ketoasidosis diabetikum pada kehamilan. Oleh karena itu, pemeriksaan untuk mendeteksi sumber infeksi (seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, dll) harus dilakukan.

Antibiotik: Jika infeksi teridentifikasi, antibiotik sesuai dengan jenis infeksi harus segera diberikan.

---

Pemantauan Janin

Pemantauan kesejahteraan janin sangat penting pada ibu hamil yang mengalami KAD.

Pemantauan Denyut Jantung Janin: CTG (Cardiotocography) untuk memantau denyut jantung janin dan tanda-tanda distress janin. Pemantauan harus dilakukan setiap 1-2 jam.

USG: Dapat digunakan untuk menilai kondisi janin jika terdapat kekhawatiran terhadap kesejahteraan janin.

---

Komplikasi dan Pertimbangan Obstetrik

Komplikasi Obstetrik: Kehamilan dengan KAD berisiko lebih tinggi mengalami preeklamsia, perdarahan postpartum, dan kelahiran prematur. Oleh karena itu, manajemen kehamilan harus dilakukan dengan pemantauan ketat.

Pertimbangan Persalinan: Jika ibu stabil, persalinan dapat dilanjutkan melalui proses persalinan normal, tetapi jika ada gangguan pada janin atau komplikasi serius, pertimbangkan persalinan caesar.

---

Monitoring dan Pemulihan

Setelah pengobatan, pasien harus dimonitor untuk memastikan bahwa:

1. Kadar glukosa darah berada dalam batas normal (80-130 mg/dL).

2. Ketosis teratasi dan pH darah kembali normal (pH >7,3).

3. Elektrolit serum kembali normal dan stabil.

4. Pemulihan dari dehidrasi tercapai.





---

Referensi

1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams Obstetrics, 25th ed. New York: McGraw-Hill; 2023.

2. Sarwono, S. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1. Jakarta: EGC; 2023.

3. Pedoman Pengelolaan Diabetes Mellitus, Perkeni 2023.

4. ACOG Practice Bulletin No. 141: Diabetic Ketoacidosis in Pregnancy. Obstet Gynecol. 2014;123(1):167-178.

5. RCOG Green-top Guideline No. 61: Diabetes in Pregnancy. 2018.

6. Sarwono, S. Ilmu Penyakit Dalam, 10th ed. Jakarta: Internal Medicine Faculty Press; 2022.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Perlu

Suatu hari nak.. Jika kamu menyalahkan orang lain atas keadaanmu.. Jika kamu menyalahkan situasi atas kejadian yang terjadi pada dirimu... Ingatlah selalu... Dunia ini tidak hanya berpusat kepada dirimu... Kehidupanmu lah yang membuat dunia terasa bergerak pada dirimu.. Bukan Bapak memintamu untuk menyalahkan hidupmu, tetapi Bapak minta kamu berjalan bergeraklah dengan kehidupanmu itu untuk mengubah apa yang terjadi kepadamu... Mungkin ada hal yang bisa bapak ajarkan kepadamu.. Mungkin ada hal yang sempat bisa bapak contohkan kepadamu.. Tetapi masih ada banyak hal... Ada banyak ilmu.. Ada banyak pelajaran yang selalu bisa kamu pahami dan pelajari sendiri kelak.. Ingatlah selalu.. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri.. atas apa yang kita pilih.. kita lakukan.. Kita bisa sedih karena orang lain.. Kita bisa kecewa karena perbuatan orang lain.. Bahkan kita pun bisa ikut bahagia hanya karena orang lain bahagia... Lalu, kenapa bisa begitu? Itulah tadi.. Pilihanmu untuk b...

Sesingkat itu..

 Nak, kali ini bapak akan mengingatkanmu tentang konsep manners matter. Ya bagaimana manners Kita sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bagaimana attitude akan berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Sepenting itu kah. Benar. Manners Dan attitude ternyata adalah rangkaian dari habit yg harus dipupuk sejak dini. Di era dewasa ini dan kehidupan dewasa ini penting karena nantinya habit kecil kecil kitalah yg akan membuat manners Kita terhadap kejadian terhadap orang lain yang tentunya tidak akan kita ketahui ke depannya akankah menjadi takdir besar kita ataukah hanya numpang lewat saja.  Bapak pernah memberitahumu tentang memilih dengan dewasa, memilih dengan bertanggung jawab dan teknisnya seperti apa. ketika kita memilih untuk berbuat ataupun tidak berbuat tentu kita akan tahu konsekuensinya. Bapak ulangi, kita harus menakar konsekuensinya. Penyesalan adalah hal yang hadir ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ketika ada diskrepansi antara apa yang kita perhitungkan...

Kurva Lubchenko

Kurva Lubchenko adalah kurva untuk menaksir perkiraan berat badan janin pada kehamilan, apakah janin tersebut kecil sesuai atau besar dari masa kehamilan. Berikut wallpaper Hp yang dapat didownload untuk anda. Feel free to take pals.